Daftar Isi:
  • Sekitar 70% biaya operasional dari keseluruhan total biaya yang harus dikeluarkan oleh PLTU Suralaya adalah biaya bahan bakar. Angka ini termasuk pemborosan untuk jangka waktu yang lama. Sehubungan dengan itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui optimasi operasi pembangkit yang efisien. Salah satu usaha untuk meminimalkan biaya dengan mengoptimalkan operasi pembangkit atau disebut dengan “Economic Dispatch”. Economic dispatch adalah pengoperasian pembagian beban pada pembangkit-pembangkit yang ada dengan biaya minimum, pada harga beban sistem tertentu. Penelitian ini, ditujukan untuk mengoptimalkan pengoperasian pembangkit di PLTU Suralaya unit 1-7 agar efisien menggunakan metode Ant Colony Optimization (ACO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka rata-rata pembebanan Januari 2013 sebesar 234.512 Mmbtu/h dengan efisiensi bahan bakar sebesar 0.861% dan penghematan rata-rata biaya sebesar Rp. 5811983.855/h. Bulan November 339.466 Mmbtu/h dengan efisiensi bahan bakar sebesar 1.201% penghematan biaya Rp. 8848441.743/h. Bulan September 313.278 Mmbtu/h dengan efisiensi bahan bakar sebesar 1.101% serta penghematan rata-rata bahan bakar sebesar Rp.8848441.743/h. Bulan Juli 161.147 Mmbtu/h dengan efisiensi bahan bakar sebesar 0.616% dan penghemtan rata-rata bahan bakar sebesar Rp. 5163931.517/h. Bulan 200.763 Mmbtu/h dengan efisiensi bahan bakar sebesar 0.786% serta rata-rata penghematan bahan bakar sebesar Rp. 5634081.328/h. Oleh karena itu total penghematan bahan bakar selama 5 bulan sebesar Rp. 60788731.249/h. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa peggunaan karakteristik pembangkit yang berbeda-beda selama 1 bulan, 6 bulan, 1 tahun berbantu analisis metode Ant Colony Optimization (ACO) mampu menghasilkan konsumsi bahan bakar yang minimum. Kata Kunci : Optimasi, Economic Dispatch, Ant Colony Optimization.