Daftar Isi:
  • GO-JEK adalah transportasi online. Upaya pemerintah saat covid 19 ditemukan di Indonesia yaitu bagi pengguna kendaraan bermotor tidak diizinkan untuk memenuhi kapasitas kendaraan tersebut. Kondisi ini membuat driver Go-jek mengalami gejala syndrome burnout, Tahap yang dilakukan yaitu uji validitas dan reabilitas kuesioner, pengambilan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner ke driver Go-jek. Analisa dilakukan menggunakan kuesioner Maslach Syndrom burnout Inventory, bertujuan untuk mengetahui tingkat syndrome burnout Go-jek sebelum dan saat pandemic Covid 19, dampak Covid 19 pada driver Go-jek. Pada penelitian ini menggunakan sample sebanyak 100 responden. Terdapat 4 dimensi yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi, rendahnya prestasi diri, dampak covid 19. Dampak syndrome burnout terparah yaitu pada pernyataan pertama yaitu pendapatan mereka lebih dari Rp 100.000 saat sebelum Covid 19 dibandingkan saat kondisi Covid 19. Perbaikan dilakukan dengan berpikir positif agar mendapatkan energi yang positif, meningkatkan kesadaran diri, menetapkan tujuan, memberikan penghargaan terhadap diri sendiri, mencari sesuatu yang dapat menghibur, dan penerimaan serta adaptasi terhadap perubahan yang terjadi, untuk perusahaan Go-jek dapat memberikan discount kepada pelanggan berupa voucher unlimitied yang dapat digunakan pelanggan dalam bertransaksi.