Daftar Isi:
  • Laboratorium kimia organik Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik UNTIRTA menghasilkan limbah dengan kadar COD dan TDS yang tinggi yaitu sebesar 22161,6 ppm dan 298,003 ppm. Hal ini perlu ditangani , karena saat ini pengolahan limbah cair Laboratorium Organik ini hanya sekedar ditampung lalu diberikan kepada pihak ketiga dan akan memerlukan dana yang cukup besar. Tujuan dari penelitian ini yaitu menurunkan kadar COD, BOD, pH dan TDS limbah cair Laboratorium Kimia Organik agar sesuai dengan baku mutu limbah cair menurut Permen-LH-No.5-2014 dan mendapatkan jenis serta dosis koagulan optimum. Pengolahan limbah cair laboratorium dapat dilakukan secara fisika dan kimia salah satunya dengan metode koagulasi dan flokulasi juga untuk menaikan nilai oksigen terlarutnya dilakukan aerasi. Pengolahan limbah secara kimia yang digunakan yaitu koagulasi dan flokulasi dengan penambahan koagulan PAC, AS, dan ACH dengan variasi koagulan 250 mg/L, 275 mg/L, 300 mg/L, 325 mg/L, 350 mg/L, dan 375 mg/L menggunakan pengadukan cepat 100 rpm dan pengadukan lambat 40 rpm, sebelum dilakukan koagulasi dan flokulasi dilakukan aerasi terlebih dahulu. Didapatkan hasil koagulan terbaik yaitu koagulan PAC dengan dosis 375 ppm dengan peneurunan TDS 73,7 %, penurunan COD 78,77%, penurunan kadar BOD5 yaitu 82,33 dan pH sebesar 6,16. Dosis optimum menggunakan koagulan ACH yaitu dengan koagulan sebanyak 350 ppm, dosis optimum AS yaitu pada 325 ppm, dan pada PAC didapatkan dosis maksimum yaitu 375 ppm. Secara keseluruhan masih ada salah satu parameter yaitu COD yang belum memenuhi baku mutu, namun untuk parameter BOD, TDS, dan PH sudah memenuhi baku mutu limbah. Biaya pengolahan limbah terendah yaitu pengolahan limbah menggunakan koagulan Aluminium Sulfat 250 ppm dengan harga Rp 84,55/ 500 ml, dan harga pengolahan tertinggi menggunakan koagulan ACH 375 ppm dengan harga Rp 89,125/ 500 ml.