Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi Culture Shock di Untirta
Main Authors: | PURBA, GALIN MARIO BIMANTARA, Gumelar, Rangga G., Septa, Ronny Yudhi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.untirta.ac.id/1123/1/BURNING%20-%20Copy.pdf http://eprints.untirta.ac.id/1123/ http://kom.fisip-untirta.ac.id |
Daftar Isi:
- Galin Mario Bimantara Purba. NIM 6662131972. Skripsi. Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi dalam Menghadapi Culture Shock di Untirta. Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang 2018. Dosen Pembimbing I: Dr. Rangga Galura Gumelar, M.Si. Dosen Pembimbing II: Ronny Septa Priana, M.Si Interaksi adalah hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lain. Tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin kehidupan bersama, dalam penelitian ini, peneliti mengambil pembahasan dengan melibatkan mahasiswa Afirmasi yang kuliah di Untirta, yang dimana mahasiswa Afirmasi adalah mahasiswa yang memiliki latar belakang/identitas kepapuaannya, jika dibandingkan dengan kebudayaan/kebiasaan yang berlaku di Untirta, hal inilah yang menyembabkan mahasiswa mengalami culture shock. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengambarkan bagaimana dinamika interaksi mahasiswa Afirmasi dalam menghadapi culture shok di Untirta dengan menggunanakan 5 proses interaksi dari Gillin dan Gillin, yaitu Imitasi, Identifikasi, Sugesti, Empati dan Simpati. Peneliti menggunakan metode kualitatif. Peneliti melihat adanya interaksi yang dilakukan mahasiswa Afirmasi dengan lingkungan Untirta yang meliputi; lingkungan masyarakat, lingkungan kuliah dan lingkungan organisasi pasti begitu juga sebaliknya. Hal ini lah yang dicoba digambarkan oleh peneliti dengan tujuan untuk meminimalisir efek culture shock. Peneliti melihat dalam proses dinamika interaksinya mahasiswa Afirmasi tidak melakukan 5 faktor yang disebutkan oleh Gillin, seperti Imitasi, mahasiswa afirmasi tidak menerapkan ini agar dapat diterima dengan lingkungan Untirta. Dari 5 faktor tersebut mahasiswa Afirmasi banyak menerapkan 2 dari 5 faktor tersebut, yaitu identifikasi, dan sugesti. Unsur lain seperti simpati dan empati banyak diterapkan lingkungan untuk lebih mengerti keadaan mahasiswa Afirmasi tersebut. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa mahasiswa Afirmasi masih cenderung bertahan dan menjadikan kebiasaan dan kebudayaan Papua yang melekat pada dirinya sebagai tolak ukur penilaian akan benar, salah, baik dan salahnya kebIisaan yang berlaku dilingkungan Untirta. Untuk mengatasi permasalahan ini, seharusnya mahasiswa Afirmasi juga harus bisa menerima norma dan kebudayaan yang berlaku di Untira, hal ini bertujuan untuk lebiih bisa mengenal lebih dalam dan tidak cenderung menutup diri akan kebiasaan yang berlaku dilingkungan di Untirta. Kata kunci : Dinamika Interaksi, Mahasiswa Afirmasi Untirta, Culture Shock