MODEL KOMUNIKASI MULTIKULTURAL MASYARAKAT JAWA PESISIR DENGAN MADURA DI DESA BUKO
Main Authors: | Fajrie, Mahfudlah, Haqqi, Muhammad Nashrul |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Komunitas Dosen Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu
, 2018
|
Online Access: |
http://almishbahjurnal.com/index.php/al-mishbah/article/view/105 http://almishbahjurnal.com/index.php/al-mishbah/article/view/105/90 |
Daftar Isi:
- Each region has a unique society that lies behind the existence of habits, language, communication models, and diverse worldviews. The interaction between two communities that have cultural distinctiveness is a multicultural phenomenon. One area representing the phenomenon is Buko Wedung Village, Demak Regency, where Javanese people as natives interact with Madurese immigrant communities. This study aims to find a multicultural communication model of the coastal communities of Java and Madura with Buko Village. This type of research is included in the field research with an ethnographic approach. Determination of informants is done by purposive sampling technique, while data collection is applied by observation, interviews, and documentation. Data were analyzed by a comparative approach, while the data validation process used triangulation techniques. Based on the results of research and data analysis, it was concluded that the multicultural communication model between the Javanese coastal communities and Madurese communities in Buko Village, Demak Regency, used the Gudykust and Kim model, a communication model that assumed two equal communication between each as a sender and receiver. This shows that cultural differences do not cause multicultural communities on the coast to lose their social relations.
- Setiap daerah memiliki kekhasan masyarakat yang melatarbelakangi adanya kebiasaan, bahasa, model komunikasi, dan pandangan dunia yang beragam. Interaksi antara dua komunitas yang memiliki kekhasan budaya merupakan fenomena multikultural. Salah satu wilayah merepresentasikan fenomena tersebut adalah Desa Buko Wedung, Kabupaten Demak, di mana masyarakat Jawa sebagai penduduk asli berinteraksi dengan masyarakat Madura pendatang. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model komunikasi multikultural masyarakat pesisir Jawa dengan Madura dengan Desa Buko. Jenis penelitian ini termasuk di dalam penelitian lapangan dengan pendekatan etnografi. Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling, sedangkan pengumpulan data diterapkan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan pendekatan komparatif, sementara proses validasi data menggunakan teknik triangulasi. erdasarkan hasil penelitian dan analisis data, disimpulkan bahwa model komunikasi multikultural antara masyarakat pesisir Jawa dan masyarakat Madura di Desa Buko, Kabupaten Demak, menggunakan model Gudykust dan Kim, model komunikasi yang mengasumsikan dua komunikasi yang sama antara masing-masing sebagai pengirim dan penerima. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan budaya tidak menyebabkan masyarakat multikultural di pesisir kehilangan relasi sosial mereka.