PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN KEAGAMAAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS DAKSA DI BBRSBD (BALAI BESAR REHABILITASI SOSIAL BINA DAKSA) PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA
Main Authors: | Mar’atun, Sholihah, Hj., Siti Choiriyah, S.Ag., M.Ag |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.iain-surakarta.ac.id/1527/1/FULL%20TEXT.pdf http://eprints.iain-surakarta.ac.id/1527/ |
Daftar Isi:
- Setiap individu memiliki hak yang sama untuk menuntut ilmu termasuk penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas tidak hanya diberikan ilmu pengetahuan yang umum saja, namun juga ilmu pengetahuan tentang agama Islam yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai agama Islam dan dapat mengamalkan pada kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program bimbingan keagamaan di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Tempat penelitian dilaksanakan di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta pada November 2017 sampai Januari 2018. Subyek penelitian adalah pembimbing keagamaan dan penerima manfaat, informan dalam penelitian ini adalah kepala seksi advokasi dan pembimbing selain pembimbing keagamaan. Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik keabsahan data yang digunakan yang dipakai triangulasi sumber dan metode. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan model interaktif meliputi: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pelaksanaan bimbingan keagamaan sebagai berikut: 1. Bimbingan keagamaan dilaksanakan rutin pada hari kamis malam dan sabtu, bimbingan keagamaan meliputi pengajian kamis malam yang dilaksakan ba’da isya’ dan diisi oleh 4 ustadz dan diberi materi yang berbeds pada setiap minggunya, kerohanian sabtu pagi yang dilaksanakan pada pukul 08.00 yang diisi oleh 4 ustadz dan materi yang berbeda pada setiap minggunya, BTA dan Qiro’ah yang dibimbing oleh ustadz yang sama dengan materi yang sama pada setiap minggunya, tersedianya sarana dan prasarana agar proses bimbingan berjalan secara optimal, bimbingan keagamaan melibatkan semua penerima manfaat yang beragama Islam agar mampu menerapkan sikap religius pada kehidupan sehari-hari, 2. Faktor pendukung bimbingan terletak pada semangat penerima manfaat yang tidak menjadikan kondisi fisik untuk tetap menuntut ilmu, faktor penghambat terletak pada mobilitas penerima manfaat yang menjadikan waktu pelaksanaan bimbingan mundur atau keterlambatan ustadz saat hadir pada bimbingan. Dan tidak adanya evaluasi pada setiap bimbingan keagamaan.