SIFAT PENGKARATAN LIMA JENIS KAYU ASAL CIAMIS TERHADAP BESI

Main Author: Djarwanto, Djarwanto
Other Authors: Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan
Format: Article info eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan , 2013
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/81
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/81/84
ctrlnum --ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-81
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="en-US">SIFAT PENGKARATAN LIMA JENIS KAYU ASAL CIAMIS TERHADAP BESI</title><title lang="id-ID">SIFAT PENGKARATAN LIMA JENIS KAYU ASAL CIAMIS TERHADAP BESI</title><creator>Djarwanto, Djarwanto</creator><subject lang="en-US">Sekrup logam, tegakan pohon sampel, kayu, pengkaratan besi</subject><subject lang="id-ID">Sekrup logam, tegakan pohon sampel, kayu, pengkaratan besi</subject><description lang="en-US">Lima jenis kayu yaitu tangkalak (Litsea roxburghii Hassk.), cangkring (Erythrina fusca Lour.), kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell.), ki tanah (Zanthoxylen rhetsa D.C.), dan huru leueur (Sterculia cordata Blume.), diuji sifat pengkaratannya terhadap sekrup logam menggunakan metode jam-pot. Contoh uji diambil dari bagian tepi (A), tengah (B), dan dalam (C) dolok dari dua tegakan pohon. Hasilnya menunjukkan bahwa pengkaratan logam terjadi pada semua jenis kayu yang diuji. Intensitas pengkaratannya ditunjukkan dengan besarnya kehilangan berat sekrup yang berbeda-beda. Sifat karat yang kuat terjadi pada kayu putih. Kehilangan berat sekrup tertinggi didapatkan pada kayu putih dari pohon P-II di bagian tengah (B) yakni 2,76%. Sedangkan kehilangan berat sekrup terendah yaitu terjadi pada kayu tangkalak dari pohon P-II di bagian dalam (C) yakni 0,11%). Kehilangan berat sekrup pada tegakan pohon P-I (0,55%) lebih rendah dibandingkan dengan P-II yakni 0,72%. Kehilangan berat sekrup contoh uji bagian tepi (A) dan bagian dalam (C) lebih rendah dibandingkan dengan pada bagian tengah (B).</description><description lang="id-ID">Lima jenis kayu yaitu tangkalak (Litsea roxburghii Hassk.), cangkring (Erythrina fusca Lour.), kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell.), ki tanah (Zanthoxylen rhetsa D.C.), dan huru leueur (Sterculia cordata Blume.),diuji sifat pengkaratannya terhadap sekrup logam menggunakan metode jam-pot. Contoh uji diambil dari bagian tepi (A), tengah (B), dan dalam (C) dolok dari dua tegakan pohon. Hasilnya menunjukkan bahwa pengkaratan logam terjadi pada semua jenis kayu yang diuji. Intensitas pengkaratannya ditunjukkan dengan besarnya kehilangan berat sekrup yang berbeda-beda. Sifat karat yang kuat terjadi pada kayu putih. Kehilangan berat sekrup tertinggi didapatkan pada kayu putih dari pohon P-II di bagian tengah (B) yakni 2,76%. Sedangkan kehilangan berat sekrup terendah yaitu terjadi&#xA0; pada kayu tangkalak dari pohon P-II di bagian dalam (C) yakni 0,11%). Kehilangan berat sekrup pada tegakan pohon P-I (0,55%) &#xA0;lebih rendah dibandingkan dengan P-II yakni 0,72%. Kehilangan berat sekrup contoh uji bagian tepi (A) dan bagian dalam (C) lebih rendah dibandingkan dengan pada bagian tengah (B).</description><publisher lang="id-ID">Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan</publisher><contributor lang="en-US">Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan</contributor><contributor lang="id-ID">Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan</contributor><date>2013-09-01</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Other:</type><type>Other:</type><type>Other:</type><identifier>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/81</identifier><identifier>10.20886/jphh.2013.31.3.186-192</identifier><source lang="en-US">Jurnal Penelitian Hasil Hutan; Vol 31, No 3 (2013): ; 186-192</source><source lang="id-ID">Jurnal Penelitian Hasil Hutan; Vol 31, No 3 (2013): ; 186-192</source><source>2442-8957</source><source>0216-4329</source><language>eng</language><relation>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/81/84</relation><rights lang="en-US">Copyright (c) 2015 Jurnal Penelitian Hasil Hutan</rights><recordID>--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-81</recordID></dc>
language eng
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
Other:
Journal:eJournal
author Djarwanto, Djarwanto
author2 Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan
title SIFAT PENGKARATAN LIMA JENIS KAYU ASAL CIAMIS TERHADAP BESI
publisher Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
publishDate 2013
topic Sekrup logam
tegakan pohon sampel
kayu
pengkaratan besi
url http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/81
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/81/84
contents Lima jenis kayu yaitu tangkalak (Litsea roxburghii Hassk.), cangkring (Erythrina fusca Lour.), kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell.), ki tanah (Zanthoxylen rhetsa D.C.), dan huru leueur (Sterculia cordata Blume.), diuji sifat pengkaratannya terhadap sekrup logam menggunakan metode jam-pot. Contoh uji diambil dari bagian tepi (A), tengah (B), dan dalam (C) dolok dari dua tegakan pohon. Hasilnya menunjukkan bahwa pengkaratan logam terjadi pada semua jenis kayu yang diuji. Intensitas pengkaratannya ditunjukkan dengan besarnya kehilangan berat sekrup yang berbeda-beda. Sifat karat yang kuat terjadi pada kayu putih. Kehilangan berat sekrup tertinggi didapatkan pada kayu putih dari pohon P-II di bagian tengah (B) yakni 2,76%. Sedangkan kehilangan berat sekrup terendah yaitu terjadi pada kayu tangkalak dari pohon P-II di bagian dalam (C) yakni 0,11%). Kehilangan berat sekrup pada tegakan pohon P-I (0,55%) lebih rendah dibandingkan dengan P-II yakni 0,72%. Kehilangan berat sekrup contoh uji bagian tepi (A) dan bagian dalam (C) lebih rendah dibandingkan dengan pada bagian tengah (B).
Lima jenis kayu yaitu tangkalak (Litsea roxburghii Hassk.), cangkring (Erythrina fusca Lour.), kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell.), ki tanah (Zanthoxylen rhetsa D.C.), dan huru leueur (Sterculia cordata Blume.),diuji sifat pengkaratannya terhadap sekrup logam menggunakan metode jam-pot. Contoh uji diambil dari bagian tepi (A), tengah (B), dan dalam (C) dolok dari dua tegakan pohon. Hasilnya menunjukkan bahwa pengkaratan logam terjadi pada semua jenis kayu yang diuji. Intensitas pengkaratannya ditunjukkan dengan besarnya kehilangan berat sekrup yang berbeda-beda. Sifat karat yang kuat terjadi pada kayu putih. Kehilangan berat sekrup tertinggi didapatkan pada kayu putih dari pohon P-II di bagian tengah (B) yakni 2,76%. Sedangkan kehilangan berat sekrup terendah yaitu terjadi pada kayu tangkalak dari pohon P-II di bagian dalam (C) yakni 0,11%). Kehilangan berat sekrup pada tegakan pohon P-I (0,55%) lebih rendah dibandingkan dengan P-II yakni 0,72%. Kehilangan berat sekrup contoh uji bagian tepi (A) dan bagian dalam (C) lebih rendah dibandingkan dengan pada bagian tengah (B).
id IOS3429.--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-81
institution Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
institution_id 475
institution_type library:special
library
library Perpustakaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
library_id 121
collection Indonesian Journal of Forestry Research
repository_id 3429
subject_area Kehutanan
Lingkungan
Pertanian
city BOGOR
province JAWA BARAT
repoId IOS3429
first_indexed 2016-09-28T01:15:10Z
last_indexed 2016-09-28T01:15:10Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1800763724881985536
score 17.13294