Perkembangan Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat Perkembangan Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Dan Estimasi Harga Kayunya Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Dan Estimasi Harga Kayunya
Main Author: | Subarudi, Subarudi |
---|---|
Other Authors: | Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan |
Format: | Article info eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSE/article/view/693 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSE/article/view/693/678 |
Daftar Isi:
- Perkembangan luas hutan tanaman rakyat (HTR) secara nasional belum menggembirakan. Kajian ini bertujuan untuk: 1) menjelaskan perkembangan HTR di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), 2) mengestimasi harga kayu HTR di NTB dan 3) membandingkan hasil estimasi untuk mengetahui hasil estimasi yang tepat. Hasil kajian menunjukkan bahwa Provinsi NTB telah mendapatkan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) HTR dengan luas 4.396 ha dan telah direalisasikan 1.665,81 ha atau 38%. Harga kayu sengon (Paraserianthes falcataria) diestimasi dengan menggunakan tiga pendekatan: nilai tegakan, harga pasar dan harga sosial. Estimasi harga sengon dengan tiga pendekatan ini menghasilkan kisaran harga dari Rp 164.543 per m3 sampai dengan Rp 400.000 per m3. Kisaran harganya dapat digunakan sebagai dasar penawaran harga oleh petani HTR. Namun demikian metode estimasi harga kayu HTR yang diturunkan dari hasil modifikasi penetapan harga TBS (tandan buah segar) kelapa sawit dirasakan lebih berorientasi kepada pendekatan yang saling menguntungkan dari pihak penjual dan pembelinya (win-win solution).