PENGARUH PERLAKUAN DELIGNIFIKASI TERHADAP HIDROLISIS SELULOSA DAN PRODUKSI ETANOL DARI LIMBAH BERLIGNOSELULOSA
Main Authors: | Agustini, Luciasih, Efiyanti, Lisna |
---|---|
Other Authors: | Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan |
Format: | Article info eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/640 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/640/622 |
Daftar Isi:
- Delignifikasi merupakan salah satu perlakuan yang berpengaruh terhadap biokonversi biomasa berlignoselulosa menjadi etanol, karena delignifikasi berpengaruh terhadap proses hidrolisis dan fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan delignifikasi secara fisika, kimia dan biologi dari limbah kayu sengon dan pelepah daun kelapa sawit terhadap proses hidrolisis dan fermentasi. Secara fisis, proses delignifikasi dilakukan dengan memasukkan biomasa ke dalam autoklaf dengan suhu 121°C, tekanan 1 atm selama 30 minutes. Secara kimia, larutan H SO 1% ditambahkan selama proses di dalam autoklaf. Secara biologi, biomass yang telah diperlakukan dalam autoklaf diinokulasi dengan mikroorganisma MD-14 FB.1 yang diperoleh dari koleksi INTROF-CC. Pengujian komposisi lignin, α-selulosa, dan hemiselulosa dilakukan berdasarkan standar pengujian yang telah ditetapkan oleh ASTM. Kadar glukosa yang terbentuk dari hidrolisis selulosa dengan ditentukan dengan metode asam 3,5-dinitrosalisilat. Kadar etanol pada akhir proses fermentasi ditentukan dengan metode potassium dikromat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas delignifikasi dan hidrolisis sampel dengan perlakuan kimiawi lebih optimal dibandingkan perlakuan lainnya, dan menghasilkan kadar etanol antara 0,0022 - 0,4046 % (v/v), dengan kadar tertinggi dihasilkan dari sampel yang menggunakan enzim hidrolisis komersial. Enzim yang dihasilkan oleh isolat-isolat yang digunakan pada percobaan ini belum dapat mengoptimalkan proses fermentasi etanol dari lignoselulosa sengon dan pelepah daun kelapa sawit. Penelitian untuk mencari isolat yang lebih potensial dan optimasi proses produksi bioethanol masih perlu dilanjutkan.