PENGARUH PENEBANGAN HUTAH TANAMAN EUCALYPTUS PELLITA F.Muell DALAM PENINGKATAN ALIRAN SUNGAI DAN SEDIMEN
Main Authors: | Supangat, Agung Budi, Sudira, Putu, Supriyo, Haryono, Poedjirahajoe, Erny |
---|---|
Other Authors: | Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan DAS |
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHT/article/view/4119 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHT/article/view/4119/3620 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHT/article/view/4119/3621 |
Daftar Isi:
- Hutan sering diyakini menjadi tutupan lahan yang paling baik dalam menjaga fungsi hidroorologis daerah aliran sungai (DAS). Namun demikian, pembangunan hutan tanaman yang merupakan buatan manusia dan biasanya disertai dengan tujuan ekonomis, sering dipertanyakan fungsi ekologisnya. Hal tersebut terkait dengan adanya fase-fase kegiatan silvikultur sebagai pengelolaan yang harus dilakukan. Beberapa kegiatan seperti penebangan, disinyalir berdampak negatif terhadap fungsi hidrologis yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penebangan hutan tanaman E. Pellita F.Muell terhadap aliran sungai dan sedimentasi. Penelitian dilaksanakan di kawasan hutan tanaman E. pellita di Perawang, Propinsi Riau. Teknik yang digunakan adalah metode pengukuran neraca air dengan menggunakan satuan pengamatan berupa mikro DAS. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa akibat penebangan dengan sistem tebang habis telah menyebabkan peningkatan aliran sungai sebesar 142,6 % pada periode 0 sampai 8 bulan setelah penebangan dari rata-rata 45,5 mm/bulan (sebelum penebangan) menjadi 110,5 mm/bulan (setelah penebangan), serta meningkatkan rata-rata koefisien limpasan permukaan bulanan sebesar 95,3%, yakni dari rata-rata 34,0% menjadi rata-rata 66,0%. Selain itu penebangan menyebabkan peningkatan hasil sedimen rata-rata bulanan sebesar 788,7 % (atau naik 8,9 kali), dari rata-rata 0,18 ton/ha/bln sebelum penebangan menjadi rata-rata 1,57 ton/ha/bln setelah penebangan.