DAYA SAING EKSPOR HASIL HUTAN ANDALAN SETEMPAT
Main Authors: | Astana, Satria, Muttaqin, Muhammad Zahrul |
---|---|
Format: | Article info eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSE/article/view/2684 |
Daftar Isi:
- Pennintaan hasil hutan, termasuk hasil hutan andalan setempat (H2AS), hingga kini masih relatif tinggi. Kondisi demikian mengharuskan adanya upaya pengembangan hasil hutan yang bersangkutan. Upaya pengembangannya memerlukan informasi mengenai keunggulan komparatif dan kompetitif serta stabilitas daya saing ekspomya. Selaras dengan masalah tersebut, penelitian bertujuan untuk mengkaji: I) daya saing .ekspor, terutama keunggulan komparatif dan kompetitif H2AS, dan 2) stabilitas daya saing ekspor H2AS. Penelitian dilakukan di Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan pada bulan Nopember dan Desember 2002. Keunggulan komparatif dan kompetitif berturut-turut diukur berdasarkan koefisien Biaya Sumberdaya Domestik (k) dan Private Cost Ratio (PCR). Stabilitas daya saing ekspor H2AS dianalisis berdasarkan kepekaan PCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa H2AS memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif serta stabilitas daya saing ekspor yang tinggi. Ekspor minyak cendana belum tergoncang jika harga inputnya meningkat atau harga outputnya menurun berturut-turut sampai 30% dan 20% dan untuk kerajinan kayu cendana sampai I 00% dan 40%, sedangkan ekspor kemiri mulai terguncangjikaharga inputnya meningkat atau harga outputnya menurun berturut-turut lebih dari 29% dan 20% dan untuk buah tengkawang lebih dari 35% dan 23%. Dengan demikian, kebijakan pengembangan beberapa hasil hutan tersebut dapat diarahkan masuk ke dalam kelompok pengembangan budidaya tanaman ekspor daerah setempat.