SIFAT FISIS DAN PENGERINGAN LIMA JENIS BAMBU

Main Authors: Basri, Efrida, Pari, Rohmah
Other Authors: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan , 2017
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/2516
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/2516/2062
ctrlnum --ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-2516
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="id-ID">SIFAT FISIS DAN PENGERINGAN LIMA JENIS BAMBU</title><creator>Basri, Efrida</creator><creator>Pari, Rohmah</creator><subject lang="id-ID">bambu; sifat fisis; cacat pengeringan; suhu pengeringan</subject><description lang="id-ID">Informasi mengenai sifat fisis bambu penting untuk memahami kestabilan dimensi bambu, sedangkan informasi tentang sifat pengeringan dibutuhkan sebagai dasar untuk menetapkan suhu optimum pengeringannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh jenis bambu dan posisi bagian batang terhadap sifat fisis bambu serta sifat pengeringannya. Lima jenis bambu yang digunakan dalam penelitian ini adalah bambu temen (Gigantochloa verticillata&#xA0;Munro), ori (Bambusa blumeana&#xA0;Bl. ex Schult.f.), ater (Gigantochloa atter&#xA0;(Hassk.) Kurz ex Munro), ampel (Bambusa vulgaris&#xA0;Schrad.), dan peting (Gigantochloa levis&#xA0;(Blanco) Merr.). Pengujian sifat fisis dilakukan pada arah diameter dan tebal batang bambu. Penetapan suhu pengeringan berdasarkan metode yang diadaptasi dari metode pengeringan kayu, dilanjutkan dengan pengamatan cacat pengeringan seperti deformasi (mencekung &amp; mengeriput) dan pecah ujung/buku. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang erat antara kadar air segar bambu dengan kerapatan dan penyusutan batang bambu. Berdasarkan sifat pengeringannya (pangkal-tengah), suhu optimum (suhu awal dan suhu akhir) untuk bambu temen dan ori 45 &#x2013; 70&#xB0;C, ampel dan ater 40 &#x2013; 60&#xB0;C, sedangkan bambu peting 33 &#x2013; 50&#xB0;C</description><publisher lang="id-ID">Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan</publisher><contributor lang="id-ID">Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan</contributor><date>2017-03-30</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Other:</type><type>Other:</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/2516</identifier><identifier>10.20886/jphh.2017.35.1.1-13</identifier><source lang="en-US">Jurnal Penelitian Hasil Hutan; Vol 35, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Hasil Hutan; 1-13</source><source lang="id-ID">Jurnal Penelitian Hasil Hutan; Vol 35, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Hasil Hutan; 1-13</source><source>2442-8957</source><source>0216-4329</source><language>ind</language><relation>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/2516/2062</relation><rights lang="en-US">Copyright (c) 2017 Jurnal Penelitian Hasil Hutan</rights><rights lang="en-US">http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0</rights><recordID>--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-2516</recordID></dc>
language ind
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
Other:
File:application/pdf
File
Journal:eJournal
author Basri, Efrida
Pari, Rohmah
author2 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
title SIFAT FISIS DAN PENGERINGAN LIMA JENIS BAMBU
publisher Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
publishDate 2017
topic bambu
sifat fisis
cacat pengeringan
suhu pengeringan
url http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/2516
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/2516/2062
contents Informasi mengenai sifat fisis bambu penting untuk memahami kestabilan dimensi bambu, sedangkan informasi tentang sifat pengeringan dibutuhkan sebagai dasar untuk menetapkan suhu optimum pengeringannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh jenis bambu dan posisi bagian batang terhadap sifat fisis bambu serta sifat pengeringannya. Lima jenis bambu yang digunakan dalam penelitian ini adalah bambu temen (Gigantochloa verticillata Munro), ori (Bambusa blumeana Bl. ex Schult.f.), ater (Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz ex Munro), ampel (Bambusa vulgaris Schrad.), dan peting (Gigantochloa levis (Blanco) Merr.). Pengujian sifat fisis dilakukan pada arah diameter dan tebal batang bambu. Penetapan suhu pengeringan berdasarkan metode yang diadaptasi dari metode pengeringan kayu, dilanjutkan dengan pengamatan cacat pengeringan seperti deformasi (mencekung & mengeriput) dan pecah ujung/buku. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang erat antara kadar air segar bambu dengan kerapatan dan penyusutan batang bambu. Berdasarkan sifat pengeringannya (pangkal-tengah), suhu optimum (suhu awal dan suhu akhir) untuk bambu temen dan ori 45 – 70°C, ampel dan ater 40 – 60°C, sedangkan bambu peting 33 – 50°C
id IOS3429.--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-2516
institution Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
institution_id 475
institution_type library:special
library
library Perpustakaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
library_id 121
collection Indonesian Journal of Forestry Research
repository_id 3429
subject_area Kehutanan
Lingkungan
Pertanian
city BOGOR
province JAWA BARAT
repoId IOS3429
first_indexed 2017-07-11T02:44:02Z
last_indexed 2017-10-01T00:41:18Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1800763726403469312
score 17.13294