Anatomical Properties of Six Wood Species from Papua

Main Authors: Andianto, Andianto, Pangersa Gusti, Raden Esa
Other Authors: Forest Product Research and Development Center, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan , 2016
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/2296
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/2296/1817
Daftar Isi:
  • Anatomical properties is necessary for wood species identification. This paper observes anatomical properties of six wood species originated from Papua. Wood species studied include: ketapang (Terminalia complanata K. Schum.); pala hutan (Gymnacranthera paniculata (A.DC.) Warb.); bipa (Pterygota horsfieldii (R.Br.) Kosterm).; kelumpang (Sterculia shillinglawii F. Muell.); manggis/kandis (Pentaphalangium parviflorum); and lancat/lebani (Mastixiodendron pachyclados (K. Schum) Melch.). Anatomical properties were observed according to IAWA (International Association of Wood Anatomists) checklist. The anatomical main properties observed in ketapang wood were vestured pits, prismatic crystals in non-chambered axial parenchyma cells, and druses. Pala hutan main anatomical properties were the presence of tannin tubes and oil cells which were associated with axial parenchyma. Prismatic crystals in axial parenchyma cells, and rays of two distinct sizes were two main anatomical characteristics of bipa and kelumpang wood. Prismatic crystals in chambered axial parenchyma cells was one of characteristics of manggis wood. Vestured pits and scanty paratracheal parenchyma were two main characteristics of lancat wood. For identification pur poses, bipa wood could be distinguished by banded parenchyma; polygonal alternate pits; and prismatic crystals in non- chambered axial parenchyma cells.
  • Struktur anatomi kayu merupakan salah satu aspek penting dalam identifikasi jenis kayu. Tulisan ini mempelajari struktur anatomi enam jenis kayu asal Papua yaitu ketapang (Terminalia complanata K. Schum.); pala hutan (Gymnacranthera paniculata (A.DC.) Warb.); bipa (Pterygota horsfieldii (R.Br.) Kosterm.); kelumpang (Sterculia shillinglawii F. Muell.); manggis/kandis (Pentaphalangium parviflorum); dan lancat/ lebani (Mastixiodendron pachyclados (K. Schum) Melch.). Struktur anatomi kayu dipertelakan berdasarkan ciri pengamatan anatomi kayu yang telah ditetapkan oleh IAWA (International Association of Wood Anatomists). Ciri utama kayu ketapang adalah adanya noktah antar pembuluh berumbai, kristal prismatik dalam sel parenkim aksial tak berbilik, serta keberadaan druse. Pada kayu pala hutan, ciri utama yang dijumpai meliputi adanya saluran getah atau tanin serta keberadaan sel minyak yang berasosiasi dengan parenkim aksial. Kristal prismatik dalam sel parenkim aksial, serta jari-jari dalam dua ukuran yang jelas menjadi ciri utama kayu bipa dan kelumpang. Kayu bipa dapat dibedakan melalui keberadaan parenkim pita, noktah antar pembuluh selang-seling bersegi banyak, dan kristal prismatik pada parenkim aksial tak berbilik. Kristal prismatik pada parenkim aksial berbilik menjadi salah satu ciri yang juga ditemukan pada kayu manggis. Adanya noktah antar pembuluh berumbai dan bentuk parenkim paratrakea jarang, menjadi ciri utama kayu lancat.