Pengaruh Komposisi Media dan Perbedaan Populasi Pada Pertumbuhan Cabutan Pasak Bumi

Main Authors: Cahyono, Deddy Dwi Nur, Rayan, Rayan
Other Authors: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa , 2016
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPED/article/view/2125
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPED/article/view/2125/1842
ctrlnum --ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-2125
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="id-ID">Pengaruh Komposisi Media dan Perbedaan Populasi Pada Pertumbuhan Cabutan Pasak Bumi</title><creator>Cahyono, Deddy Dwi Nur</creator><creator>Rayan, Rayan</creator><subject lang="id-ID">silvikultur</subject><subject lang="id-ID">pasak bumi; populasi; pertumbuhan tinggi; pertumbuhan diameter</subject><description lang="id-ID">Pasak bumi merupakan salah satu jenis tumbuhan berkhasiat obat dari ekosistem hutan dipterocarpaceae. Pemanfaatan jenis tersebut selama ini dieksploitasi dari hutan alam dengan menggunakan bagian akarnya, sehingga seluruh bagian tanaman akan tercabut dan menyebabkan semakin menurun keberadaannya. Disisi lain, permintaan akar pasak bumi semakin meningkat di pasar domestik maupun manca negara dengan harga yang cukup tinggi. &#xA0;Diperlukan budidaya untuk memenuhi permintaan yang &#xA0;semakin meningkat dan menjaga kelestariannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media dan perbedaan populasi pada pertumbuhan cabutan pasak bumi. Rancangan yang digunakan adalah Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, yaitu media semai [M] dan populasi [P]. Faktor media terdiri dari 4 aras yaitu top soil [M1]; top soil : pasir (1:1) [M2]; top soil : pasir : pupuk kompos (3:3:1) [M3] dan top soil : pupuk kompos (6:1) [M4]. Faktor populasi terdiri dari 2 populasi, yaitu populasi Samboja [P1] dan Taman Nasional Kutai (TNK) [P2]. Masing-masing komposisi media sebanyak 20 tanaman diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase jadi bibit antara 91,67-100%. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa faktor media dan populasi memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi dan diameter bibit pasak bumi. Penggunaan kompos dengan komposisi media [M3 dan M4] memberikan pertumbuhan terbaik untuk tinggi dan diameter bibit. Populasi Samboja lebih unggul dalam pertumbuhan tinggi bibit dibanding populasi TNK, namun sebaliknya untuk pertumbuhan diameter bibit.</description><publisher lang="id-ID">Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa</publisher><contributor lang="id-ID">Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa</contributor><date>2016-12-30</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Other:</type><type>Other:</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPED/article/view/2125</identifier><identifier>10.20886/jped.2016.2.2.67-72</identifier><source lang="en-US">Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa; Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa; 67-72</source><source lang="id-ID">Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa; Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa; 67-72</source><source>2460-5883</source><source>2460-5875</source><language>ind</language><relation>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPED/article/view/2125/1842</relation><rights lang="en-US">Copyright (c) 2016 Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa</rights><rights lang="en-US">http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0</rights><recordID>--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-2125</recordID></dc>
language ind
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
Other:
File:application/pdf
File
Journal:eJournal
author Cahyono, Deddy Dwi Nur
Rayan, Rayan
author2 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa
title Pengaruh Komposisi Media dan Perbedaan Populasi Pada Pertumbuhan Cabutan Pasak Bumi
publisher Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa
publishDate 2016
topic silvikultur
pasak bumi
populasi
pertumbuhan tinggi
pertumbuhan diameter
url http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPED/article/view/2125
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPED/article/view/2125/1842
contents Pasak bumi merupakan salah satu jenis tumbuhan berkhasiat obat dari ekosistem hutan dipterocarpaceae. Pemanfaatan jenis tersebut selama ini dieksploitasi dari hutan alam dengan menggunakan bagian akarnya, sehingga seluruh bagian tanaman akan tercabut dan menyebabkan semakin menurun keberadaannya. Disisi lain, permintaan akar pasak bumi semakin meningkat di pasar domestik maupun manca negara dengan harga yang cukup tinggi. Diperlukan budidaya untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat dan menjaga kelestariannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media dan perbedaan populasi pada pertumbuhan cabutan pasak bumi. Rancangan yang digunakan adalah Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, yaitu media semai [M] dan populasi [P]. Faktor media terdiri dari 4 aras yaitu top soil [M1]; top soil : pasir (1:1) [M2]; top soil : pasir : pupuk kompos (3:3:1) [M3] dan top soil : pupuk kompos (6:1) [M4]. Faktor populasi terdiri dari 2 populasi, yaitu populasi Samboja [P1] dan Taman Nasional Kutai (TNK) [P2]. Masing-masing komposisi media sebanyak 20 tanaman diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase jadi bibit antara 91,67-100%. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa faktor media dan populasi memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi dan diameter bibit pasak bumi. Penggunaan kompos dengan komposisi media [M3 dan M4] memberikan pertumbuhan terbaik untuk tinggi dan diameter bibit. Populasi Samboja lebih unggul dalam pertumbuhan tinggi bibit dibanding populasi TNK, namun sebaliknya untuk pertumbuhan diameter bibit.
id IOS3429.--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-2125
institution Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
institution_id 475
institution_type library:special
library
library Perpustakaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
library_id 121
collection Indonesian Journal of Forestry Research
repository_id 3429
subject_area Kehutanan
Lingkungan
Pertanian
city BOGOR
province JAWA BARAT
repoId IOS3429
first_indexed 2017-02-25T18:55:27Z
last_indexed 2017-09-10T00:56:43Z
recordtype dc
_version_ 1764501241581273088
score 17.538404