Main Authors: Salim, Andi Gustiani, Pratiwi, Pratiwi
Format: Article info eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: the Forest Research and Development Centre of the Forestry Research and Development Agency , 2016
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/IFRJ/article/view/1472
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/IFRJ/article/view/1472/1326
Daftar Isi:
  • Pencampuran berbagai jenis tanaman pada hutan rakyat sangat mempengaruhi tingkat kesuburan tanah karena adanya input unsur hara dari serasah yang dihasilkan melalui proses dekomposisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan konsentrasi unsur hara selama proses dekomposisi pada beberapa pola hutan rakyat. Penelitian dilakukan di Desa Nglanggeran, Gunung Kidul, Provinsi D.I. Yogyakarta, pada hutan/alas (HR1), pekarangan (HR2) dan tegalan (HR3) dengan menggunakan Litter bag. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama proses dekomposisi, terjadi imobilisasi dan pencucian unsur-unsur N, P dan K. Konsentrasi unsur hara yang dilepaskan selama 24 minggu dari yang paling tinggi berturut-turut: a) Nitrogen: HR2 (78,62%), HR3 (62,37%) dan HR1 (35,81%), b) Fosfor: HR2 (80,03%), HR3 (76,97%) dan HR1 (30,77%), c) Kalium: HR3 (93,88%), HR2 (89,11%) dan HR1 (81,03%). Serasah pekarangan (HR2) mengandung unsur hara yang cukup tinggi dan cepat terdekomposisi, sehingga mudah tersedia bagi tanaman, hal ini menyebabkan serasah cukup baik jika digunakan untuk mulsa/pupuk hijau bagi tanaman semusim. Serasah hutan (HR1) dan tegalan (HR3) dapat digunakan pada tanaman tahunan karena pelepasan haranya secara perlahan-lahan,sehingga dapat pula digunakan sebagai pelindung tanah