PEMANFAATAN POHON BERKHASIAT OBAT DI CAGAR ALAM GUNUNG PICIS DAN GUNUNG SIGOGOR, KABUPATEN PONOROGO, JAWA TIMUR
Main Author: | Setyawati, Titiek |
---|---|
Other Authors: | Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan |
Format: | Article info eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1122 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1122/1043 |
Daftar Isi:
- Kegiatan penelitian untuk mengumpulkan informasi tentang pemanfaatan pohon obat dilakukan di dua loka cagar alam di Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Pengumpulan data dan informasi ini diperolemelalui pengamatan langsung di lapangan, wawancara langsung dengan penduduk lokal serta melalui studpustaka. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Cagar Alam Gunung Picis dan Gunung Sigogor di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, ditemukan 12 jenis pohon berkhasiat obat yang diketahui berdasarkankajian pustaka yaitu suren (Toona sinensis M. Roem.), puspa (Schima wallichii Korth.), morosow (Engelhardtia spicata Bl.), talesan (Persea odoratissima Kosterm.), gitri (Elaeocarpus sphaericus K.Schum.), mangir (Ganophyllum falcatum Bl.), cempaka (Turpinia sphaerocarpus Hassk.), trawas (Litseodorifera T. et B.), nyampuh (Pygeum parviflorum T. et B.), kayu abang (Payena lerii Kurz.), pasan(Castanopsis acuminatissima A. DC), dan pasang biasa (Lithocarpus elegans (Bl) Hatus). Dari 12 jenis inhanya ada lima jenis saja yang berdasarkan wawancara dimanfaatkan oleh penduduk sebagai bahan obat yaipuspa, morosowo, talesan, mangir, dan kayu abang. Potensi dari jumlah pohon berkhasiat obat yanditemukan di lokasi penelitian cukup tinggi. Sayangnya masyarakat yang berada di sekitar lokasi penelitian memanfaatkan hanya sebagian saja untuk pengobatan tradisional. Masyarakat lebih memilih untumenggunakan obat-obatan modern (non-tradisional) yang mudah diperoleh dengan harga murah di pasarpasar lokal