PENGARUH JENIS BAMBU, WAKTU KEMPA DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN BILAH BAMBU TERHADAP SIFAT PAPAN BAMBU LAMINA

Main Authors: Sulastiningsih, I M, Santoso, Adi
Other Authors: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan , 2012
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/719
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/719/3880
ctrlnum --ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai?verb=ListSets:article-719
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="id-ID">PENGARUH JENIS BAMBU, WAKTU KEMPA DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN BILAH BAMBU TERHADAP SIFAT PAPAN BAMBU LAMINA</title><creator>Sulastiningsih, I M</creator><creator>Santoso, Adi</creator><subject lang="id-ID">Papan bambu lamina, waktu kempa, perlakuan pendahuluan, urea formaldehida, sifat fisis dan mekanis</subject><description lang="id-ID">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis bambu, waktu kempa dan perlakuanpendahuluan bilah bambu terhadap sifat-sifat papan bambu lamina. Jenis bambu yang digunakan adalahbambu andong (Gigantochloa pseudoarundinacea) dan bambu mayan(Gigantochloa robusta) berumur sekitar 4 tahun yang diperoleh dari tanaman rakyat di Jawa Barat. Bilah bambu dari masing-masing jenis bambu dibagi 3 kelompok untuk diberi perlakuan pendahuluan yaitu tanpa perlakuan, direndam dalam larutan boron 7% selama 2 jam dan diputihkan dengan larutan hidrogen peroksida 15%. Bambu lamina dibuat dengan menggunakan perekat urea formaldehida (UF) dan tepung terigu sebanyak 10% dari berat perekat UF ditambahkan dalam ramuan perekat. Bambu lamina dibuat dengan menggunakan proses kempa dingin dengan lama pengempaan 4 jam dan 5 jam.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kerapatan, kadar air dan pengembangan tebal bambu lamina berturut-turut adalah 0,76 g/cm , 9,70% dan 3,97%. Keteguhan rekat bambu lamina yang dibuat dengan perekat UF cukup baik yang ditunjukkan oleh tidak terjadinya delaminasi pada semua contoh uji delaminasi. Keteguhan rekar rata-rata (uji kering) bambu lamina yang dibuat dari bambu andong lebih tinggi (74,8 kg/cm ) daripada yang dibuat dari bambu mayan (67,9 kg/cm ). Perlakuan pendahuluan bilah berupa pengawetan dan pemutihan ternyata menurunkan kekuatan bambu lamina. Pengaruh jenis bambu terhadap beberapa sifat bambu lamina tidak nyata kecuali pada sifat keteguhan tekan. Pada umumnya bambu lamina 3 lapis baik yang dibuat dari bambu andong maupun bambu mayan setara dengan kayu kelas kuat I; kecuali yang bilahnya diputihkan setara dengan kayu kelas kuat II. Bambu lamina dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku untuk mebel, desain interior dan bahan bangunan.</description><publisher lang="id-ID">Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan</publisher><contributor lang="id-ID">Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan</contributor><date>2012-09-01</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Other:</type><type>Other:</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/719</identifier><identifier>10.20886/jphh.2012.30.3.199-207</identifier><source lang="en-US">Jurnal Penelitian Hasil Hutan; Vol 30, No 3 (2012): Jurnal Penelitian Hasil Hutan; 199-207</source><source lang="id-ID">Jurnal Penelitian Hasil Hutan; Vol 30, No 3 (2012): Jurnal Penelitian Hasil Hutan; 199-207</source><source>2442-8957</source><source>0216-4329</source><language>ind</language><relation>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/719/3880</relation><rights lang="en-US">Copyright (c) 2015 Jurnal Penelitian Hasil Hutan</rights><recordID>--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai?verb=ListSets:article-719</recordID></dc>
language ind
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
Other:
File:application/pdf
File
Journal:eJournal
author Sulastiningsih, I M
Santoso, Adi
author2 Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan
title PENGARUH JENIS BAMBU, WAKTU KEMPA DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN BILAH BAMBU TERHADAP SIFAT PAPAN BAMBU LAMINA
publisher Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
publishDate 2012
topic Papan bambu lamina
waktu kempa
perlakuan pendahuluan
urea formaldehida
sifat fisis dan mekanis
url http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/719
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/719/3880
contents Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis bambu, waktu kempa dan perlakuanpendahuluan bilah bambu terhadap sifat-sifat papan bambu lamina. Jenis bambu yang digunakan adalahbambu andong (Gigantochloa pseudoarundinacea) dan bambu mayan(Gigantochloa robusta) berumur sekitar 4 tahun yang diperoleh dari tanaman rakyat di Jawa Barat. Bilah bambu dari masing-masing jenis bambu dibagi 3 kelompok untuk diberi perlakuan pendahuluan yaitu tanpa perlakuan, direndam dalam larutan boron 7% selama 2 jam dan diputihkan dengan larutan hidrogen peroksida 15%. Bambu lamina dibuat dengan menggunakan perekat urea formaldehida (UF) dan tepung terigu sebanyak 10% dari berat perekat UF ditambahkan dalam ramuan perekat. Bambu lamina dibuat dengan menggunakan proses kempa dingin dengan lama pengempaan 4 jam dan 5 jam.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kerapatan, kadar air dan pengembangan tebal bambu lamina berturut-turut adalah 0,76 g/cm , 9,70% dan 3,97%. Keteguhan rekat bambu lamina yang dibuat dengan perekat UF cukup baik yang ditunjukkan oleh tidak terjadinya delaminasi pada semua contoh uji delaminasi. Keteguhan rekar rata-rata (uji kering) bambu lamina yang dibuat dari bambu andong lebih tinggi (74,8 kg/cm ) daripada yang dibuat dari bambu mayan (67,9 kg/cm ). Perlakuan pendahuluan bilah berupa pengawetan dan pemutihan ternyata menurunkan kekuatan bambu lamina. Pengaruh jenis bambu terhadap beberapa sifat bambu lamina tidak nyata kecuali pada sifat keteguhan tekan. Pada umumnya bambu lamina 3 lapis baik yang dibuat dari bambu andong maupun bambu mayan setara dengan kayu kelas kuat I; kecuali yang bilahnya diputihkan setara dengan kayu kelas kuat II. Bambu lamina dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku untuk mebel, desain interior dan bahan bangunan.
id IOS3429.--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai?verb=ListSets:article-719
institution Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
institution_id 475
institution_type library:special
library
library Perpustakaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
library_id 121
collection Indonesian Journal of Forestry Research
repository_id 3429
subject_area Kehutanan
Lingkungan
Pertanian
city BOGOR
province JAWA BARAT
repoId IOS3429
first_indexed 2018-03-10T01:26:39Z
last_indexed 2019-05-06T00:34:32Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1800763742182440960
score 17.538404