ANALYSIS OF LAND TENURE IN DEVELOPING FOREST MANAGEMENT UNIT (FMU): CASE STUDY IN GEDONG WANI FMU, LAMPUNG PROVINCE

Main Authors: Sylviani, Sylviani, Hakim, Ismatul
Other Authors: Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan
Format: Article info eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim , 2015
Subjects:
FMU
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/701
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/701/686
Daftar Isi:
  • Forest management can not be separated from conflicts caused by various factors such as:economy, social, ecology and local needs for farm lands. Conflicts occured between local people and migrants. The purpose of the study are: 1) to describe the history of the Forest Management Unit Area; 2) to review the development of area utilization; and 3) to analyze the impact of the use and utilization of the area. This study used Historical and Genesis Coherently Analysis through several stages. The study indicated that some parts of FMU areas are occupied by local community as farmlands, local housing, village offices, public facilities and local market. Parts of in the FMU area have been certified as private lands and a definitive village legalized by local regulation. Conflicts in forest area are due to the low intensity of management, security and protection. The study also produced a model of land use in the FMU Unit. This results is recommended for solution alternative of land conflict in the forestry sector. One alternative solution is to implement community forest or village forest or forest village that accommodate the aspirations and community dynamics without changing the status of forest area.
  • Pengelolaan kawasan hutan tidak terlepas dari persoalan atau konflik lahan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ekonomi, sosial, ekologi dan kebutuhan lahan pertanian. Konflik lahan dapat terjadi antara penduduk pendatang dan penduduk asli. Tujuan kajian ini adalah: 1) menguraikan sejarah kawasan KPH; 2) mengkaji perkembangan penggunaan dan pemanfaatan kawasan dan 3) menganalisis dampak penggunaan dan pemanfaatan kawasan. Metode penelitian menggunakan Analisis Historis atau Analisis Runtut Kejadian melalui beberapa tahapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kawasan yang telah ditunjuk sebagai KPH sudah diokupasi oleh masyarakat, baik sebagai lahan garapan, pemukiman, bangunan kantor desa, maupun menjadi pusat perbelanjaan berupa toko serba ada dan pasar tradisional. Di KPH tersebut terdapat lahan garapan yang sudah bersertifikat dan ada desa definitif yang dikukuhkan melalui Peraturan Daerah (Perda). Konflik dalam kawasan hutan terjadi karena rendahnya intensitas pengelolaan, pengamanan dan perlindungan. Penelitian ini juga menghasilkan suatu model pemanfaatan lahan (land use) dalam satu unit manajemen KPH. Analisis tenurial ini diharapkan dapat dijadikan alternatif resolusi konflik lahan di sektor kehutanan. Salah satu alternatif solusi yang disarankan adalah menerapkan Hutan Kemasyarakatan atau Hutan Desa dari Kementerian Kehutanan atau mengembangkan konsep Desa Hutan yang mampu menampung aspirasi dan dinamika masyarakat tanpa mengubah status kawasan hutannya.