PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PARTISIPATIF DI WILAYAH HULU DAERAH ALIRAN SUNGAI BIALO, SULAWESI SELATAN (Participatory Water Resources Management in the Bialo Upstream Watershed, South Sulawesi)

Main Authors: Sallata, Markus Kudeng, Nugroho, Hunggul Yudono Setio Hadi
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo , 2022
Subjects:
PAR
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPPDAS/article/view/6985
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPPDAS/article/view/6985/5801
Daftar Isi:
  • ABSTRACTPoor watershed management has resulted in environmental degradation and has resulted in increasingly competitive use of water resources. The balance between demand and supply of water in the upstream watershed area as a water recharge area becomes difficult to obtain. The main parties most affected are the poor in the upstream watershed. This research was carried out in two villages in Bulukumba Regency and Bantaeng Regency, South Sulawesi with the aim of producing an effective and efficient residential-based independent water resource management model in the upstream watershed that ensures a balance between demand and sustainable supply. The participatory action research (PAR) method is used as an approach in conducting research. PAR prioritizes participatory action, assessment, and learning through regular mentoring to encourage interactive community participation. In describing the general condition of the research location, qualitative descriptive analysis was used. Domestic water supply and demand are calculated based on the number and rate of population growth. The results showed that the settlement-based water management model in the two villages was able to produce water that exceeds the need and in sufficient quantity and quality in a sustainable manner. From the process of implementing the activities for 3 years, it can be seen that the PAR approach with mentoring has an impact on increasing the community's ability, self-confidence, and increasing their motivation to manage their natural resources better together. The PAR process also triggers an increase in public perception and trust in assistance from outside parties so that subsequent programs are more easily accepted by the community. Keywords: Participation, Water resources, Community needs, Mentoring, PAR ABSTRAKPengelolaan DAS yang buruk telah berdampak pada degradasi lingkungan dan berujung pada pemanfaatan sumber daya air yang semakin kompetitif. Keseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan air di daerah hulu DAS sebagai daerah imbuhan air menjadi sulit diperoleh. Pihak utama yang paling terkena dampak adalah masyarakat miskin di hulu DAS. Penelitian ini dilaksanakan di dua kampung di Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan dengan tujuan untuk menghasilkan model pengelolaan sumber daya air mandiri berbasis pemukiman di hulu DAS yang efektif dan efisien yang menjamin keseimbangan antara kebutuhan dan kelestarian penyediaan. Metode participatory action research (PAR) digunakan sebagai pendekatan dalam pelaksanaan penelitian. PAR mengutamakan aksi partisipatif, pengkajian, dan pembelajaran melalui pendampingan secara teratur untuk menggiatkan partisipasi interaktif masyarakat. Dalam menggambarkan kondisi lokasi penelitian secara umum, digunakan analisis diskriptif kualitatif. Ketersediaan dan kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa model pengelolaan air berbasis pemukiman yang dilaksanakan di kedua kampung mampu menghasilkan air melebihi kebutuhan dam jumlah dan kualitas yang memadai secara berkelanjutan. Dari proses pelaksanaan kegiatan selama 3 tahun, terlihat bahwa pendekatan PAR dengan pendampingan berdampak pada meningkatnya kemampuan masyarakat, rasa percaya diri, dan meningkatnya motivasi mereka untuk mengelola sumber daya alamnya secara bersama dengan lebih baik. Proses PAR juga memicu meningkatnya persepsi dan kepercayaan masyarakat terhadap pendampingan dari pihak luar sehingga program-program berikutnya lebih mudah diterima masyarakat.Kata Kunci: Partisipasi, Sumberdaya air, Kebutuhan penduduk, Pendampingan, PAR