IDENTIFICATION OF THE LEADING ECONOMIC SECTORS AND INCOME DISPARITY AMONG REGENCIES IN UPPER BENGAWAN SOLO SUB WATERSHED
Main Authors: | Cahyono, S Andy, Wijaya, Wahyu Wisnu |
---|---|
Other Authors: | Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan |
Format: | Article info eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/681 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/681/666 |
Daftar Isi:
- The purposes of this study are: (1) to identify leading economic sectors and (2) to analyse income disparity among regencies in Upper Bengawan Solo sub watershed. The study covers 5 regencies: Wonogiri, Boyolali, Klaten, Sragen and Karanganyar. Data were analyzed using a Klassen typology to determine pattern and economy structure, Location Quotient (LQ) to identify leading economic sectors, Williamson Index to determine economic disparity and sectoral contribution to determine role of sector. The results show that leading economic sectors were different for each regency, i.e.Wonogiri (transport and communications), Karanganyar (processing industry), Boyolali (finance, real estate, and business services), Sragen (agriculture, livestock, forestry, and fisheries), and Klaten (construction). The leading sectors identified in each regency varied depending on the endowment of resources and comparative advantage. Based on their pattern and economy structure, Karanganyar can be categorized as advanced and fast growing region but Wonogiri as disadvantaged regions. The results also show that the income disparity among regencies was low (0.25) and tended to increase. The development policy of high economic growth with low disparity can be inclusively done by developing the leading sectors and paying attention to the economic transformation that occurred in each regency.
- Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengidentifikasi sektor ekonomi unggulan dan (2) menganalisis ketimpangan pendapatan antar kabupaten di Sub DAS Bengawan Solo Hulu. Penelitian dilakukan di 5 kabupaten: Wonogiri, Boyolali, Klaten, Sragen, dan Karanganyar. Analisis data menggunakan tipologi Klassen untuk mengetahui pola dan struktur ekonomi, Location Quotient (LQ) untuk mengidentifikasi sektor unggulan, Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, dan kontribusi sektoral untuk mengetahui peran sektoral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor unggulan berbeda tiap kabupaten, yaitu Wonogiri (pengangkutan dan komunikasi), Karanganyar (industri pengolahan), Boyolali (keuangan, real estat, dan jasa perusahaan), Sragen (pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan), dan Klaten (konstruksi). Sektor ekonomi unggulan di setiap kabupaten bervariasi tergantung ketersediaan sumberdaya dan keunggulan komparatif. Berdasarkan pola dan struktur ekonominya, Kabupaten Karanganyar termasuk daerah maju dan berkembang pesat tetapi Wonogiri termasuk daerah terbelakang. Hasil penelitian juga menunjukkan disparitas pendapatan antar daerah di masing- masing kabupaten terkategori rendah (0,25) dan cenderung meningkat. Kebijakan pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi tinggi dan disparitas rendah dapat dilakukan dengan pengembangan sektor unggulan secara inklusif dan memperhatikan transformasi ekonomi yang terjadi di tiap kabupaten.