CHARACTERISTICS OF PEATLAND FIRES BASED ON VILLAGE AREA AND LAND COVER IN KALIMANTAN
Main Authors: | Setiabudi, Irfan Malik, Kusumaningrum, Wahyu |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Centre for Research and Development on Social, Economy, Policy and Climate Change
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/view/5925 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/view/5925/pdf http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/downloadSuppFile/5925/841 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/downloadSuppFile/5925/842 |
Daftar Isi:
- Forest and land fires occur almost every year in Indonesia. They dominantly befall in Sumatra and Kalimantan. Most of the fire incidents in Indonesia are caused by anthropogenic factors. Moreover, practices of land management are indicated to have a strong relationship to the fires. Village-based fire control becomes one of approaches applied by the government. This study is conducted to reveal relational characteristics between village-based land management practices and fire events, principally in peatland areas, with a focused area in Kalimantan. Practices of land management will be analised by the characteristics of existing official land use, while fire events will be identified by the existence and intensity of hotspots. The method applied in this research is spatio-temporal analysis based on fire density analysis. Fire incidents occur from July to November, with the peak point occurrence is in September. Area in unmanaged land has increased the potency of fire events than in forest type and in other managed land cover types. Fires located in peatland also generate potential of fires significantly than in mineral land. Further, land cover and land type aspects together with village fire density can be employed as the priority in implementing policy on village-based fire control.
- Sebagian besar kejadian kebakaran di Indonesia disebabkan faktor ulah manusia (anthropogenic). Selain itu, praktek pengelolaan lahan juga diyakini mempunyai hubungan yang cukup erat dengan kejadian kebakaran. Salah satu pendekatan yang didorong Pemerintah dalam upaya menekan terjadinya kebakaran adalah melalui pengendalian kebakaran hutan berbasis tapak/desa. Studi ini dimaksudkan untuk mengungkap karakteristik hubungan praktek pengelolaan lahan berdasarkan satuan luasan desa dengan kejadian kebakaran, terutama di lahan gambut. Metode yang digunakan berupa spatio-temporal analysis dengan berdasarkan pada analisis kerapatan kebakaran (fire density analysis). Lahan yang tidak dikelola/terlantar meningkatkan potensi terjadinya kebakaran jika dibandingkan dengan tipe penutupan lahan yang dikelola secara intensif maupun penutupan hutan. Kejadian kebakaran di lahan gambut juga semakin meningkatkan potensi kebakaran secara signifikan dibandingkan kebakaran di tanah mineral. Lebih jauh, aspek penutupan lahan dan tipe lahan serta tingkat kerapatan kebakaran pada suatu desa dapat digunakan dalam prioritasisasi implementasi kebijakan pengendalian kebakaran berbasis desa.