CRITERIA AND INDICATORS OF VILLAGE PREPAREDNESS ON FOREST AND LAND FIRES CONTROL
Main Authors: | Budiningsih, Kushartati, Setiabudi, Irfan Malik, Suryandari, Elvida Yosefi, Djaenudin, Deden, Iqbal, Mohamad |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Centre for Research and Development on Social, Economy, Policy and Climate Change
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/view/5876 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/view/5876/pdf http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/downloadSuppFile/5876/880 |
Daftar Isi:
- The government have prioritized forest and land fires issue become one of their national priorities. Villagebased fire control Approach have been Developed by Encouraging community involvement. That approach considers an existence of village as the site-smallest administrative entity and also fire events occur within village. The validated criteria and indicators are utilized as an instrument for assessing the preparedness performance of villages, specifically on fires control. Those instruments comprise 5 criteria and 20 indicators, which represent their different weight for each. The criteria encompass community participation, technology and infrastructure, land and livelihood, fire control team, and fire control policy. Those instruments have been developed in 5 provinces, comprise South Sumatra, Jambi, West Kalimantan, Central Kalimantan, and South Kalimantan. Thus, it can generate classification of fire-preparedness village as following Class A (Good), B (Moderate), and C (Poor). Tarung Manuah (Central Kalimantan) and Jangga Baru (Jambi) villages are an example of village which have a good preparedness condition on fire control (Class A). This assessment tool is easy to use and can be practiced by all parties, in the form of self-assessment. Further, this instrument and its classification can be optimized as a basis for village-based program interventions on conducting fire control.
- Pemerintah menjadikan pengendalian kebakaran hutan dan lahan menjadi salah satu program prioritas nasional dikarenakan besarnya dampak kerugian yang ditimbulkan. Pendekatan pengendalian kebakaran dilakukan berbasis desa, salah satunya dengan melibatkan partisipasi masyarakat desa secara aktif. Hal ini didasari pertimbangan bahwa desa merupakan unit administrasi terkecil di tingkat tapak dan kejadian kebakaran terjadi di dalam dan sekitar wilayah suatu desa. Perangkat kriteria dan indikator ini digunakan sebagai suatu instrumen penilaian tingkat kesiapsiagaan desa dalam menghadapi kebakaran hutan dan lahan. Instrumen ini mencakup 5 (lima) Kriteria dan 20 (dua puluh) Indikator, yang masing-masing memiliki nilai/bobotnya sendiri, meliputi tingkat keterlibatan masyarakat, teknologi dan sarana prasarana pengendalian kebakaran, lahan dan mata pencaharian, regu pengendali kebakaran, dan kebijakan pengendalian kebakaran. Dari hasil pengukuran nilai perangkat tersebut, diperoleh klasifikasi tingkat kesiagaan desa, terdiri dari Kelas A (Baik), Kelas B (Sedang), dan Kelas C (Kurang). Desa Tarung Manuah (Kalimantan Tengah) dan Desa Jangga Baru (Jambi) merupakan contoh desa yang memiliki tingkat kesiagaan pengendalian kebakaran yang baik (Kelas A). Instrumen penilaian ini mudah digunakan dan dapat digunakan siapapun, dengan metode self assessment. Lebih jauh, instrumen penilaian dan klasifikasi ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan intervensi program dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan secara regional dan nasional berbasiskan pendekatan desa