The Culture of Farming by Farmers in the Production Forest Management Unit (KPHP) of Batulanteh, Sumbawa regency

Main Authors: Diniyati, Dian, Achmad, Budiman
Other Authors: Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Agroforestry
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Balai Litbang Teknologi Agroforestry, Ciamis , 2020
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAI/article/view/5733
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAI/article/view/5733/5066
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAI/article/downloadSuppFile/5733/726
Daftar Isi:
  • Farming is the main livelihood of farmers in Sumbawa which is culturally heritated in their live. The purpose of this study is to describe the culture of farming carried out by farmers so that the development policy making can be more directed. This activity was carried out in the Sumbawa Batulanteh KPHP area in August and October 2016. Data were collected through open interviews with 34 respondents living in the area and 34 respondents living outside the area, while the collected data was analyzed descriptively. The total area of arable land by farmers living in the area was 1 hectare per head of household (hh), while those living outside the area were 1.75 hectare / hh. The results of the study showed that farming activities were carried out on arable land and on private land. The longest distance of arable land to the location of residence was 3 km. Agroforestry patterns were chosen by farmers to meet economic and environmental goals. Farmers were not only trying to meet their daily consumption needs, but also their investment needs. Farming activities were influenced by the season, where during the rainy season the activities were planting, whereas during the dry season the activities were only in the form of land preparation. Farmer culture in clearing land was by chopping and burning because it was cheaper and easier, while at harvest time, the waste was returned to the field as compost to fertilize the soil.
  • Berladang merupakan sumber mata pencaharian utama petani di Sumbawa yang diwariskan secara turun temurun sehingga membudaya dalam kehidupan. Untuk memudahkan pelaksanaan kebijakan dalam pengembanganya, perlu deskripsi yang jelas tentang budaya berladang yang dilakukan oleh petani. Kegiatan ini dilaksanakan di kawasan KPHP Batulanteh Sumbawa pada bulan Agustus dan Oktober 2016. Data dikumpulkan menggunakan wawancara secara terbuka terhadap 34 responden yang tinggal di dalam kawasan dan 34 responden yang tinggal di luar kawasan. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Luas total lahan garapan petani yang tinggal dalam kawasan adalah 1 ha/kk sedangkan yang tinggal di luar kawasan 1,75 ha/kk. Hasil kajian menunjukkan bahwa kegiatan berladang dilakukan pada lahan garapan maupun pada lahan milik. Jarak paling jauh lahan garapan dengan lokasi tempat tinggal adalah 3 km. Pola agroforestri dipilih oleh petani untuk memenuhi tujuan ekonomi maupun lingkungan. Petani bukan hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsi harian saja, tetapi juga kebutuhan investasi. Kegiatan berladang dipengaruhi oleh musim, dimana ketika musim hujan kegiatannya adalah menanam, sedangkan ketika musim kemarau kegiatannya hanya berupa persiapan lahan. Budaya petani dalam membersihkan lahan adalah dengan cara mencacah dan membakar karena lebih murah dan mudah, sedangkan pada saat panen, limbahnya dikembalikan ke ladang sebagai kompos untuk menyuburkan lahan.