KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DI GUNUNG BOTAK KABUPATEN KEPULAUAN BURU PROVINSI MALUKU

Main Authors: Hindratmo, Bambang, Masitoh, Siti, Mukhtar, Rita, Junaidi, Edy
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan (P3KLL) , 2019
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JKLH/article/view/5467
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JKLH/article/view/5467/4824
ctrlnum --ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai?verb=ListSets:article-5467
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="id-ID">KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DI GUNUNG BOTAK KABUPATEN KEPULAUAN BURU PROVINSI MALUKU</title><creator>Hindratmo, Bambang</creator><creator>Masitoh, Siti</creator><creator>Mukhtar, Rita</creator><creator>Junaidi, Edy</creator><subject lang="id-ID">Merkuri; metil merkuri; Gunung Botak; kualitas air sungai; kualitas tanah</subject><description lang="id-ID">Merkuri (Hg) adalah salah satu jenis logam berat yang sangat berbahaya, beracun dan bersifat bioakumulatif.&#xA0; Sebagai salah satu zat pencemar, merkuri masuk ke dalam ekosistem akuatik melalui dekomposisi atmosferik maupun bersumber dari ekternalisasi limbah industri dan secara biologis maupun kimiawi terkonversi dalam bentuk metil merkuri. Melalui rantai makanan yang pada akhirnya merkuri membahayakan kehidupan manusia.&#xA0; Salah satu kegiatan yang menghadirkan merkuri ke lingkungan adalah melalui kegiatan penambangan emas yang menggunakan merkuri. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil emas di dunia. Pengelolaan hasil tambang emas termasuk transportasi atau pengangkutan emas dari dalam ke luar wilayah Indonesia perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan kerugian baik materi, sosial maupun lingkungan. Pemantauan ini bertujuan untuk melihat kualitas air sungai dan tanah&#xA0; di wilayah Gunung Botak di Pulau Seram Provinsi Maluku. Metode yang digunakan dalam pemantauan ini adalah metode survei dan pengambilan sampel secara langsung. Lokasi dan titik pemantauan berdasarkan dugaan pencemaran merkuri yang menyebar sesuai&#xA0; pola sirkulasi air, yaitu di lokasi tambang, beberapa meter dari sumber tambang dan titik kontrol. Sampel dianalisis di laboratorium P3KLL dengan parameter total merkuri (Hg). Hasil pemantauan air sungai dibandingkan dengan nilai baku mutu yang terdapat pada Lampiran Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pada semua lokasi pemantauan nilai parameter merkuri&#xA0; untuk area A sampai C berada diatas baku mutu yang dipersyaratkakan untuk kelas I yaitu &gt; 0,001 mg/L. Kadar Hg pada tanah berdasarkan Canadian Soil Quality Guidelines untuk lokasi area 1 berada diatas baku mutu yaitu 63 mg/kg, sedangkan area 2 sampai 5 menunjukkan nilai dibawah baku mutu, yaitu &lt; 6,6 mg/kg. Kadar merkuri pada tanah berkisar 1,5 &#x2013; 63 mg/kg, dan kadar merkuri di air saluran di tiga lokasi yang relative dekat dengan lokasi contoh uji tanah&#xA0; berkisar 0,002 &#x2013; 1,5 mg/L. Diharapkan hasil pengujian ini dapat dijadikan rona awal bagi pengambil kebijakan di lingkungan KLHK untuk melakukan &#xA0;tindak lanjutnya secara nyata terhadap pengelolaan lingkungan hidup khususnya di daerah&#xA0; yang terkena dampak tersebut.</description><publisher lang="en-US">Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan (P3KLL)</publisher><contributor lang="id-ID"/><date>2019-11-11</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Other:</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JKLH/article/view/5467</identifier><identifier>10.20886/jklh.2019.13.2.124-129</identifier><source lang="en-US">Ecolab; Vol 13, No 2 (2019): Ecolab; 124-129</source><source lang="id-ID">Jurnal Ecolab; Vol 13, No 2 (2019): Ecolab; 124-129</source><source>2502-8812</source><source>1978-5860</source><language>ind</language><relation>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JKLH/article/view/5467/4824</relation><rights lang="en-US">Copyright (c) 2019 Ecolab</rights><rights lang="en-US">http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0</rights><recordID>--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai?verb=ListSets:article-5467</recordID></dc>
language ind
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
Other:
File:application/pdf
File
Journal:eJournal
author Hindratmo, Bambang
Masitoh, Siti
Mukhtar, Rita
Junaidi, Edy
title KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DI GUNUNG BOTAK KABUPATEN KEPULAUAN BURU PROVINSI MALUKU
publisher Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan (P3KLL)
publishDate 2019
topic Merkuri
metil merkuri
Gunung Botak
kualitas air sungai
kualitas tanah
url http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JKLH/article/view/5467
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JKLH/article/view/5467/4824
contents Merkuri (Hg) adalah salah satu jenis logam berat yang sangat berbahaya, beracun dan bersifat bioakumulatif. Sebagai salah satu zat pencemar, merkuri masuk ke dalam ekosistem akuatik melalui dekomposisi atmosferik maupun bersumber dari ekternalisasi limbah industri dan secara biologis maupun kimiawi terkonversi dalam bentuk metil merkuri. Melalui rantai makanan yang pada akhirnya merkuri membahayakan kehidupan manusia. Salah satu kegiatan yang menghadirkan merkuri ke lingkungan adalah melalui kegiatan penambangan emas yang menggunakan merkuri. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil emas di dunia. Pengelolaan hasil tambang emas termasuk transportasi atau pengangkutan emas dari dalam ke luar wilayah Indonesia perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan kerugian baik materi, sosial maupun lingkungan. Pemantauan ini bertujuan untuk melihat kualitas air sungai dan tanah di wilayah Gunung Botak di Pulau Seram Provinsi Maluku. Metode yang digunakan dalam pemantauan ini adalah metode survei dan pengambilan sampel secara langsung. Lokasi dan titik pemantauan berdasarkan dugaan pencemaran merkuri yang menyebar sesuai pola sirkulasi air, yaitu di lokasi tambang, beberapa meter dari sumber tambang dan titik kontrol. Sampel dianalisis di laboratorium P3KLL dengan parameter total merkuri (Hg). Hasil pemantauan air sungai dibandingkan dengan nilai baku mutu yang terdapat pada Lampiran Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pada semua lokasi pemantauan nilai parameter merkuri untuk area A sampai C berada diatas baku mutu yang dipersyaratkakan untuk kelas I yaitu > 0,001 mg/L. Kadar Hg pada tanah berdasarkan Canadian Soil Quality Guidelines untuk lokasi area 1 berada diatas baku mutu yaitu 63 mg/kg, sedangkan area 2 sampai 5 menunjukkan nilai dibawah baku mutu, yaitu < 6,6 mg/kg. Kadar merkuri pada tanah berkisar 1,5 – 63 mg/kg, dan kadar merkuri di air saluran di tiga lokasi yang relative dekat dengan lokasi contoh uji tanah berkisar 0,002 – 1,5 mg/L. Diharapkan hasil pengujian ini dapat dijadikan rona awal bagi pengambil kebijakan di lingkungan KLHK untuk melakukan tindak lanjutnya secara nyata terhadap pengelolaan lingkungan hidup khususnya di daerah yang terkena dampak tersebut.
id IOS3429.--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai?verb=ListSets:article-5467
institution Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
institution_id 475
institution_type library:special
library
library Perpustakaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
library_id 121
collection Indonesian Journal of Forestry Research
repository_id 3429
subject_area Kehutanan
Lingkungan
Pertanian
city BOGOR
province JAWA BARAT
repoId IOS3429
first_indexed 2019-11-23T03:06:58Z
last_indexed 2023-03-04T21:12:40Z
recordtype dc
_version_ 1764501245561667584
score 17.538404