Kemiskinan Masyarakat Sekitar Hutan dan Program Perhutanan Sosial
Main Author: | Dewi, Indah Novita |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/buleboni/article/view/5155 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/buleboni/article/view/5155/4626 |
Daftar Isi:
- Masyarakat sekitar hutan pada umumnya miskin dan berpendidikan rendah. Keterbatasan tersebut membuat mereka seringkali merambah kawasan hutan karena keterdesakan ekonomi dan terbatasnya lahan garapan. Luasnya kawasan hutan yang telah diokupasi oleh masyarakat menunjukkan lemahnya negara dari sisi pengamanan hutan. Tidak ada jalan lain menyelamatkan hutan, kecuali dengan melibatkan masyarakat pada pengelolaan hutan. Sebagai upaya legalisasi akses masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan, pemerintah mengeluarkan kebijakan perhutanan sosial. Tentunya kebijakan ini bukan sekadar bagi-bagi lahan hutan untuk masyarakat, melainkan disertai aturan-aturan yang mengamankan keberadaan pohon di dalam hutan sampai batas usia panennya. Kebijakan ini diharapkan mempunyai manfaat ganda, satu untuk kesejahteraan masyarakat dan yang lain untuk kelestarian hutan. Tulisan ini dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai kemiskinan masyarakat sekitar hutan dan program perhutanan sosial. Meskipun masih banyak kendala dalam implementasi program perhutanan sosial, namun ke depan program ini diharapkan mampu menanggulangi kemiskinan masyarakat sekitar hutan. Penanggulangan kemiskinan melalui program perhutanan sosial dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat dalam kelompok-kelompok tani. Pemberdayaan masyarakat dilakukan, baik melalui peningkatan kapasitas petani maupun pemberdayaan ekonomi lokal. Setiap wilayah memiliki karakter yang berbeda, dan oleh sebab itu, komoditas yang dikembangkan setiap wilayah juga berbeda-beda sesuai dengan potensinya masing-masing. Komoditas yang dikembangkan diharapkan dapat mengisi pasar nasional dan internasional dengan sistem bisnis sosial yang diselenggarakan oleh kelompok tani melalui koperasi dan mitra. Keuntungan dari bisnis sosial ini pada ujungnya akan kembali kepada kelompok tani, sehingga dapat sepenuhnya digunakan untuk kesejahteraan anggota, selain diputar kembali untuk mengembangkan usaha lebih lanjut dengan tetap mengutamakan kelestarian hutan.