FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF SENGON (PARASERIANTHES FALCATARIA) WOOD PLANTATION THROUGH AGROFORESTRY PATTERN IN MAGETAN REGENCY
Main Authors: | Saputro, Dwijo, Supardi, Suprapti, Marwanti, Sri |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/4814 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/4814/pdf http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/downloadSuppFile/4814/701 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/downloadSuppFile/4814/702 |
Daftar Isi:
- Sengon (Paraserianthes falcataria) wood is one of the forestry commodities that is currently in demand by farmers in Magetan Regency. Sengon wood business in the community forests is carried out through agroforestry pattern. Agroforestry is a land use (agriculture) that combines forest plants with agricultural crops, which aims to increase profits, both economically as well as environmentally. The research aims to determine the financial feasibility of sengon wood, which is planted through agroforestry patterns. The study was conducted in the Jabung, Ngiliran, and Bedagung Villages, Panekan District, Magetan Regency. Determination of location was done purposively. Primary data collection was carried out through interviews with farmer group members. The financial analysis data used in this research is the 8-year sengon wood cycle. The results of the financial feasibility analysis show that pattern I, which is the combination of sengon tree and clove is more beneficial compared to pattern II, the combination of sengon tree with empon-empon plants. Pattern I is more profitable, since the management costs per ha are lower, while the commodity prices are higher.
- Kayu sengon merupakan salah satu komoditas kehutanan yang saat ini banyak diminati oleh petani di Kabupaten Magetan. Bisnis kayu sengon yang dilakukan petani tersebut menggunakan pola agroforestry. Pola tanam agroforestry di Kabupaten Magetan masih asal tanam tanpa memperhatikan segi keuntungan dan lingkungan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial pengusahaan kayu sengon dengan pola agroforestry. Agroforestry adalah sistem penggunaan lahan (pertanian) yang menggabungkan tanaman hutan dengan tanaman pertanian untuk meningkatkan keuntungan, baik secara ekonomi maupun lingkungan. Lokasi penelitian berada di Desa Jabung, Ngiliran, dan Bedagung, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive. Pengambilan data primer dilakukan melalui wawancara dengan anggota kelompok tani. Data dianalisis secara finansial menggunakan daur kayu sengon selama 8 tahun. Hasil analisis kelayakan finansial adalah pola I, kombinasi tanaman sengon dan tanaman perkebunan (cengkeh) lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan pola II, kombinasi tanaman sengon dengan tanaman empon-empon. Pola I lebih menguntungkan karena biaya pengelolaan per ha lebih rendah dan harga komoditas lebih tinggi.