ECONOMIC SCALE OF SOCIAL FORESTRY ENTERPRISE: STUDY ON AGROFORESTRY AND ECOTOURISM IN YOGYAKARTA AND WEST NUSA TENGGARA
Main Authors: | Rochmayanto, Yanto, Nurfatriani, Fitri, Kurniawan, Andri Setiadi |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/4357 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/4357/pdf |
Daftar Isi:
- Farmers do not yet have extensive knowledge on the production economic. Therefore, the effectiveness of social forestry (SF) practices in providing economic benefits is still questionable. The study aimed to analyze the economic scale of SF as a lessons for the acceleration of land allocation of SF program. The study was focused on two schemes (community forestry and partnership), and two models of commodity (agroforestry and ecotourism). Study were located in six villages in DI Yogyakarta and East Nusa Tenggara. Data were collected through observation, in-depth interview, and documentation study. Economic scale was analyzed by break even point with profit contribution. The results showed that the economic scale on agroforestry was between 0.169.33 hectare, influenced by commodity preference especially multi purposes tree species. While economic scale for ecotourism was at least 542,897 visitors a year, and affected by number of ecotourism attraction. This study implies to provide policy recommendations: (1) ecotourism will be effective when it is conducted in the forest areas which have multi-attraction spots, and managed by community group with strong network, (2) the permit of timber harvesting within SF area must be easier and more open, and (3) the minimum area adjusted to the commodity as an important consideration for proposing SF.
- Pengetahuan ekonomi produksi belum banyak dikuasai petani. Oleh karena itu, efektivitas perhutanan sosial (PS) dalam menyediakan manfaat ekonomi masih dipertanyakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis skala usaha ekonomis PS sebagai pembelajaran bagi upaya percepatan alokasi lahan PS di Indonesia. Penelitian difokuskan pada dua skema PS (hutan kemasyarakatan dan kemitraan), dan mewakili dua model komoditas (agroforestri dan ekowisata). Lokasi penelitian berada di enam desa di DI Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Skala usaha ekonomis dianalisis dengan pendekatan break even point dengan kontribusi laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala usaha ekonomis PS pada agroforestri dengan luas lahan berkisar 0,16-9,33 hektar, dan dipengaruhi oleh jenis komoditas khususnya MPTS. Adapun skala usaha ekowisata diperoleh pada kunjungan minimal 542.897 orang, dan dipengaruhi oleh jumlah atraksi wisata. Studi ini merekomendasikan: (1) PS ekowisata akan efektif dijalankan pada kawasan hutan yang memiliki potensi multi atraksi wisata, dan diberikan kepada kelompok masyarakat dengan jejaring yang kuat, (2) izin penebangan dan pemanfaatan kayu di areal PS perlu dipermudah atau dibuka, dan (3) luas usulan PS per petani atau kelompok tani harus memperhatikan luas lahan minimum sesuai dengan pilihan komoditas petani/kelompok tani.