Main Authors: Lestari, Retno Puji, Nelson, Ricky
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) , 2017
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JKLH/article/view/4270
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JKLH/article/view/4270/3766
Daftar Isi:
  • Pemantauan deposisi kering di wilayah sub perkotaan merupakan bagian dari kegiatan pemantauan deposisi asam yang bertujuan untuk melihat adanya dampak deposisi asam terhadap lingkungan. Pengukuran deposisi kering dilakukan menggunakan metode filter pack dengan cara penentuan komponen partikel Na+, K+, Ca2+, Mg2+, NH4+, Cl-, NO3-, dan SO42- dalam aerosol dan gas – gas SO2, HNO3, NH3, dan HCl. Udara dihisap menggunakan pompa dengan laju alir 1 L/menit selama 14 hari secara kontinyu, dan dilewatkan pada four stage filter pack yang memiliki spesifikasi penyerapan tiap komponen kimia di setiap rangkaian filter. Setiap filter diekstrak secara terpisah dan hasil ekstraksi dianalisis menggunakan instrumen kromatografi ion, DIONEX ICS5000. Hasil pemantauan deposisi kering menunjukkan bahwa NH3 merupakan komponen dominan dalam fase gas sementara ion SO42-dalam aerosol. Konsentrasi minimum dan maksimum gas NH3 di Serpong dengan data rerata per tahun adalah 11,0 – 19,1 ppb, sementara di Bogor beradapada kisaran 8,5 – 23,1 ppb. Konsentrasi minimum dan maksimum komponen partikulat SO42- di Serpong dan Bogor adalah 3,4 - 5,1 μg/m3 dan 2,7 - 5,1 μg/m3.Sumber pencemar yang berasal dari sektor agrikultural dan peternakan di sekitar titik lokasi berpotensi menyebabkan tingginya NH3 dalam fase gas, sementara kegiatan antropogenik memberikan kontribusi terhadap peningkatan konsentrasi SO42-dalam aerosol.