STUDY OF THE DEVELOPMENT OF GREEN OPEN SPACE IN BANDUNG CITY
Main Authors: | Puspitojati, Triyono, Samsoedin, Ismayadi |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Centre for Research and Development on Social, Economy, Policy and Climate Change
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/view/1556 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/view/1556/1382 |
Daftar Isi:
- Bandung city is facing serious environmental problems. Efforts are being made to overcome these problems by developing 10 types of green open space (GOS), including demography-based green open space park (DGOSP). The objective of the study is to examine GOS and DGOSP developments. The results of the study are as follows: First, in 2004-2011, the development of GOS was 1,663 ha, which was 191 ha lower than planned area. Second, in the same period, the development of DGOSP was 101.04 ha, 2 which was 0.75 ha lower than planned area. Third, the development of non-DGOSP is varying from 0.05 m per capita in Tegallega 2 2 2 to 2.58 m per capita in Ujungberung, with an average of 0.89 m per capita. The development plan of the DGOSP is 0.91 m per capita. Fourth, The Goverment of Bandung City still needs to develop GOS of 3,108 ha in order to comply with the provision of GOS by 30%. This could be achived by increasing and incorporating GOS development funds in the city budget.
- Kota Bandung menghadapi masalah lingkungan yang serius. Sebagian wilayah kota dilanda banjir, kualitas udara di beberapa bagian kota telah melewati baku mutu dan suhu udara bertambah panas. Upaya mengatasi masalah tersebut sedang dilakukan dengan mengembangkan 10 jenis ruang terbuka hijau (RTH), termasuk RTH taman lingkungan berbasis demografi. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengembangan RTH dan pengembangan RTH taman lingkungan berbasis demografi di kota Bandung. Kajian dilakukan dengan mengevaluasi kesesuaian antara rencana dan realisasi pengembangan RTH. Hasil penelitian adalah: Pertama, pada tahun 2004-2011 realisasi pengembangan RTH adalah seluas 1.663 ha. Hal ini 191 ha lebih rendah dibanding rencana pengembangannya. Kedua, dalam periode yang sama, pengembangan RTH taman lingkungan adalah seluas 101,04 ha. Hal ini 0,75 ha lebih rendah dibanding rencana pengembangannya. Ketiga, realisasi 2 pengembangan RTH taman lingkungan tidak berbasis demografi, bervariasi mulai dari 0,05 m per penduduk di 2 wilayah pengembangan Tegallega sampai 2,58 m per penduduk di wilayah pengembangan Ujungberung, dengan 2 luas rata-rata 0,89 m per penduduk. Dalam rencana, pengembangan RTH taman lingkungan berbasis demografi 2 dengan luas rata-rata 0,93 m per penduduk. Keempat, Pemerintah Kota Bandung masih perlu mengembangkan RTH seluas 3.108 ha untuk memenuhi ketentuan penyediaan RTH sebesar 30%. Hal ini dapat diupayakan dengan meningkatkan dan memasukkan dana pengembangan RTH dalam anggaran khusus APBD.