POTENSI PRODUKSI GAS METANA DARI TANAH SAWAH TADAH HUJAN DI DAERAH PANTAI UTARA BAGIAN TIMUR JAWA TENGAH

Main Authors: Wihardjaka, A, Harsanti, E S
Format: Article info eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan (P3KLL) , 2011
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JKLH/article/view/1452
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JKLH/article/view/1452/1308
Daftar Isi:
  • Di ekosistem sawah tadah hujan, kondisi tanah selalu mengalami perubahan dari aerobik menjadi anaerobik secara silih berganti yang berpengaruh terhadap aktivitas metanogenesis dalam tanah. Kondisi tanah oksidatif menghambat pembentukan gas metana, sebaliknya kondisi tanah reduktif menguntungkan bakteri metanogen dalam pembentukan gas metana. Percobaan dilakukan di laboratorium dengan metode inkubasi untuk mengkaji potensi produksi gas metana dari tanah sawah tadah hujan. Potensi produksi gas metana pada tanah Grumusol, Mediteran, dan Nitosol lebih tinggi dibandingkan tanah Aluvial dan Planosol. Produksi gas metana rata-rata pada tanah Grumusol, Mediteran, Nitosol, Planosol, dan Aluvial masing-masing adalah 0,15 – 0,96; 0,08 – 0,75; 0,57; 0,12; dan 0,05 – 0,17 mg CH4/g tanah. Sifat-sifat tanah sawah tadah hujan yang berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi gas metana adalah pH, kandungan P2O5, K2O, dan SO4 2- dalam tanah, sedangkan kandungan Fe dalam tanah berkorelasi negatif dengan fluks CH4. Kandungan bahan organik dalam tanah cenderung meningkatkan produksi gas metana