STRATEGI DAKWAH DAN KOMUNIKASI KH. MAHFUDZ ASYMAWI DI DESA PECANGAAN KULON KABUPATEN JEPARA
Daftar Isi:
- KH. Mahfudz Asymawi adalah salah satu tokoh Nahdlatul Ulama’ yang berjasa besar di Kabupaten Jepara khususnya di wilayah Desa Pecangaan Kulon. Keberhasilan dalam berdakwah tidak luput dari usaha kerasnya. Hal ini tercermin pada kegigihan dalam berdakwah melalui media Masjid, Musolla, pondok pesantren, lembaga pendidikan, organisasi, sampai di tingkat pemerintahan dilaksanakan dengan baik. Peneliti tertarik meneliti sosok KH. Mahfudz Asymawi karena keberhasilan dalam berdakwah yang sampai sekarang masih berjalan dengan baik. Dibalik keberhasilan dakwah beliau, tentunya ada beberapa faktor yang mendukung, maupun menghambat strategi yang digunakan dalam berdakwah dan berkomunikasi di masyarakat Pecangaan Kulon. Penelitian ini merupakan penelitian survey lapangan dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Miles and Huberman dengan tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Adapun wawancara ini dilakukan pada narasumber di beberapa lokasi yaitu wawancara dengan Bapak Ahmad Zaenal Muttaqin di Pondok Pesantren Mathalaun Nasyi’in, di rumah Bapak H. Adib Khiruzzaman, S.Ag., dan Bapak H. Hariyanto Abdul Haq, S.Ag. di MTs. Walisongo Pecangaan, serta Bapak Suwignyo selaku Kepala Desa di balai Desa Pecangaan Kulon Hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: pertama, strategi dakwah yang digunakan KH. Mahfudz Asymawi yaitu strategi tarqiyah, strategi struktural, strategi sentimentil, dan strategi pengaderan. Kedua, strategi komunikasi KH. Mahfudz Asymawi melalui komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok. Ketiga, beberapa faktor yang mendukung keberhasilan dakwah KH. Mahfudz Asymawi yaitu memiliki kepribadian yang lemah lembut, kecakapan dalam ilmu agama, pengetahuan umum dan ketrampilan berkomunikasi, rasa peduli terhadap masyarakat yang lemah, serta dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar Desa Pecangaan Kulon. Sedangkan faktor penghambat strategi dakwah dan komunikasi KH. Mahfudz Asymawi adalah: 1) kurang atau minimnya dana sehingga apa yang dicita-citakan KH. Mahfudz Asymawi dalam pembangunan sarana pendidikan belum juga terealisasikan, 2) selain itu, KH. Mahfudz Asymawi tidak mempunyai kendaraan sendiri sehingga membutuhkan waktu yang lama ketika harus secepatnya berkomunikai dengan orang-orang penting yang jaraknya agak jauh, 3) beberapa pihak tidak setuju mengenai gagasan KH. Mahfudz Asymawi untuk mendirikan sebuah Yayasan Perguruan Tinggi Islam di Kabupaten Jepara.