Daftar Isi:
  • Bahasa merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh manusia. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, berbagi pengalaman dan dapat meningkatkan intelektual. Aspek perkembangan bahasa antara lain meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu metode yang menarik untuk menstimulus perkembangan bahasa anak yaitu menggunakan metode storytelling atau metode bercerita. Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan ini adalah (1) untuk mengetahui penerapan metode storytelling dalam mengembangkan kemampuan bahasa ekspresif anak usia dini kelompok B KB Banu Thurayya Pekalongan Batealit Jepara, (2) mengetahui faktor pendukung dan penghambat penerapan metode storytelling dalam mengembangkan kemampuan bahasa ekspresif anak usia dini kelompok B KB Banu Thurayya Pekalongan Batealit Jepara. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelompok B KB Banu Thurayya Pekalongan Batealit Jepara. Sedangkan analisis data yaitu deskriptif kualitatif. Hasil penelitian: (1) penerapan metode storytelling dalam mengembangkan kemampuan bahasa ekspresif anak usia dini kelompok B KB Banu Thurayya Pekalongan Batealit Jepara dilaksanakan dengan beberapa langkah yaitu tahap persiapan; menentukan tujuan bercerita, menentukan judul cerita, menyusun RPPH, menyiapkan media. dan pada tahap Pelaksanaan; mengatur posisi duduk peserta didik, menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan, peraturan yang harus ditaati, dan penyampaian cerita. Terakhir langkah evaluasi; anak menceritakan kembali dengan bahasa yang sederhana dan tanya jawab. Adapun kemampuan bahasa ekspresif tersebut diantaranya yaitu anak-anak semakin percaya diri dalam aktivitas tanya jawab, perbendaharaan kata semakin bertambah, aktif dalam berkomunikasi dan anak mampu menceritakan kembali secara sederhana (2) faktor pendukung metode storytelling antara lain: sarana prasarana yang memadai, guru yang kompeten, dan antusiasme peserta didik. Faktor penghambat diantaranya konsentrasi anak yang masih terbatas, anak mudah bosan dan terlalu banyaknya peserta didik dalam satu kelas.