ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TAHUN 2014-2017 (Studi Kasus di SPBU 44.594.21 Bawu Batealit Jepara)
Daftar Isi:
- Kinerja Keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangatlah penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Untuk mengetahui kinerja keuangan diperlukan analisis laporan keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan yang meliputi Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitablitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan SPBU 44.594.21 Bawu Batealit Jepara dari tahun 2014–2017. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu menganalisis data yang sudah terkumpul, yang berupa Laporan Neraca, Laporan Laba/Rugi dan Data Penjualan tahun 2014-2017 di SPBU 44.594.21 Bawu Batealit Jepara, dengan menggunakan rumus analisis rasio yang meliputi Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas kemudian dinyatakan dengan data kualitatif untuk menginterpretasikan hasil perhitungan data yang diperoleh serta melengkapi gambaran yang didapat dari analisis data kualitatif untuk memecahkan masalah yang diteliti. . Berdasarkan Rasio Likuiditas secara keseluruhan keadaan perusahaan berada dalam keadaan baik. Berdasarkan Rasio Solvabilitas, keadaan perusahaan dalam posisi sovable, karena modal perusahaan dalam keadaan cukup untuk menjamin utang yang diberikan oleh kreditur. Berdasarkan Rasio Aktivitas menunjukkan peningkatan setiap tahunnya sehinggga keadaan perusahaan dikatakan dalam keadaan baik. Berdasarkan Rasio Profitabilitas menunjukkan bahwa kinerja Profitabilitas masih belum terlalu memuaskan, karena perolehan rasio ini tergolong rendah dan dapat disimpulkan bahwa perolehan laba dari perusahaan masih belum maksimal.