ANALISIS BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG, BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. KENCANG MAJU BAROKAH JEPARA
Main Author: | TUN, NOVI’A |
---|---|
Format: | Lainnya NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eu |
Terbitan: |
Unisnu
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.unisnu.ac.id/323/1/awal%20%28cover%29PDF.pdf http://eprints.unisnu.ac.id/323/2/BAB%20I%20PDF.pdf http://eprints.unisnu.ac.id/323/4/BAB%20II%20PDF.pdf http://eprints.unisnu.ac.id/323/3/BAB%20III%20PDF.pdf http://eprints.unisnu.ac.id/323/5/BAB%20IV%20PDF.pdf http://eprints.unisnu.ac.id/323/6/BAB%20V%20PDF.pdf http://eprints.unisnu.ac.id/323/ http://unisnu.ac.id |
Daftar Isi:
- Pada dasarnya anggaran bahan baku memberikan gambaran rencana kebutuhan persediaan, pembelian, dan pemakaian bahan baku yang terjadi pada masa mendatang. Anggaran biaya tenaga kerja langsung juga memberikan gambaran rencana tentang jumlah karyawan dan berapa jam (lama) mereka butuhkan dalam memproduksi serta berapa biaya yang harus dikeluarkan perusahaan, di perusahaan ini tidak membuat anggaran BOP sesungguhnya yaitu BOP yang sesungguhnya terjadi dan baru dapat diketahui setelah biaya tersebut dikeluarkan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dengan menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dan dicatat oleh pihak lain. Analisis data yang digunakan adalah analisis variance dengan cara membandingkan prosentase selisih biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Berdasarkan hasil perbandingan antara anggaran dan realisasi ini terdapat selisih yang disebabkan karena peningkatan harga dari Rp. 1.500.000 menjadi Rp. 1.750.000, dan terjadi kenaikan pada realisasi kebutuhan bahan baku dari 420,75 kubik menjadi 448,64 kubik, kenaikan juga terjadi di realisasi pembelian bahan baku dari 418,75 unit menjadi 446,64 unit. Perhitungan analisis variance dari tenaga kerja langsung untuk tukang kayu terjadi penyimpangan Rp. 111.960.000,-, untuk tukang amplas terjadi penyimpangan Rp. 22.372.000,-, sedangkan untuk tukang servis terjadi penyimpangan Rp. 4.198.500,-.Untuk anggaran biaya overhead terdapat selisih sebesar Rp. 2.148.975,-.