PENERAPAN METODE KISAH DAN KETELADANAN DALAM PENGEMBANGAN SPIRITUAL (AGAMA) DITK ROBIATULADAWIYAH SINANGGUL MLONGGO JEPARA
Daftar Isi:
- Berdasarkan kenyataan inilah penulis merumuskan 2 persoalan, pertama, Bagaimana penerapan metode kisah dan keteladanan dalam pengembangan spiritual (Agama) di TK Robiatul Adawiyyah Sinanggul Mlonggo Jepara?Faktorapasaja yang menjadi penghambat danpenunjang pelaksanaan metode kisah dan keteladanan dalam pengembangan spiritual (Agama) diTK Robiatul Adawiyyah Sinanggul Mlonggo Jepara? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif diskriptif, metode ini menjadi langkah bagi penulis untuk melihat, mengamati dan menyelidiki fakta-faktaempiris yang terjadi, setelahitupenulismelakukanobservasi, interview dandokumentasi, guna ntuk mendapatkan data penerapan metode kisah dan keteladanan yang diterapkan di TK Robiatul Adawiyah Sinanggul Mlonggo Jepara. Kajian ini menunjukan bahwa (1) Penerapan metode kisah dan keteladanan dalam pengembangan spiritual (Agama) di TK Robiatul Adawiyah mempunyai pengaruh yang sangat efektif dalam membentuk karakter anak yang sesuai dengan ajaran agama, yang biasa diterapkan secara langsung maupun tidak langsung Dengan cara memberikan kisah-kisah dan teladan yang baik seperti kisah tauladan Nabi Muhammad SAW. Dan para sahabatnya.Untuk itu penerapan metode kisah dan keteladanan harus diterapkan sejak dini Konsep pendidikan spiritual agama ialah usaha untuk mengarahkan rohani, agar tetap berjalan sesuai dengan fitrahnya yaitu beriman kepada Allah SWT.,sehingga rohaninyapun dapat mendorong aktivitasnya sehari-hari agar selalu berjalan sesui dengan syari’at Allah SWT. (2) faktor penunjang penerapan metode kisah dan keteladanan dalam pengembangan spiritual (Agama) telah cukup memadai meliputi : pendidik, sumberbahan ajar dan lingkungan yang mendukung. Namun keberadaan faktor penunjang tersebut masih perlu peningkatan dan pengembangan.Misalnya pendidik, mengingatpendidik di TK Robiatul Adawiyyah berbeda latarbelakang tingkat latarbelakang pendidikannya.Agar pendidik memenuhi kompetensi sebagai pendidik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.Sedangkan dari faktor penghambat yang telah di paparkan di atas, merupakan faktor yang memebutuhkan manajemen dan pengelolaan yang baik, fleksibel, efektif dan efisien. Mengingatbahwa, peserta didik adalah anak Taman Kanak-Kanak yang notabenne belum mampu berpikir secara utuh, belum dapat berfikirfokus, dan cenderung masih asik dengan dunia bermain. Sehingga pendidik atau guru dituntut untuk mampu sebaik dan sebisa mungkin mewujudkan pembelajaran kelas di TK efektif, efisien dan mengasikkan tanpa melupakan tujuan dari pada pembelajaran.