PENGEMBANGAN KURIKULUM AQIDAH AKHLAK KELAS I, II, DAN III MI. HIDAYATUL MUBTADI SURODADI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Main Author: ATIKA, EVI RATNA NUR
Format: Lainnya NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: Unisnu , 2015
Subjects:
Online Access: http://eprints.unisnu.ac.id/1328/1/131310000268%20Evi%20Ratna%20Nur%20Atika%20%28Upload%29.pdf
http://eprints.unisnu.ac.id/1328/
http://unisnu.ac.id
Daftar Isi:
  • EVI RATNA NUR ATIKA (NIM. 131310000268). Pengembangan Kurikulum Aqidah Akhlak Kelas I, II, dan III MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016: Program Strata 1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam UNISNU Jepara. 2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan beberapa metode antara lain wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah kepala madarah dan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas I, II dan III MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi Kedung Jepara tahun pelajaran 2014/2015. Pengumpulan data menggunakan instrumen pengamatan langsung dan wawancara untuk menjaring data. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis triangulasi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui pengembangan kurikulum Aqidah Akhlak kelas I, II dan III MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi Kedung Jepara tahun pelajaran 2015/2016, 2) mengetahui faktor-faktor yang menghambat dan mendukung pengembangan kurikulum Aqidah Akhlak kelas I, II dan III MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi Kedung Jepara tahun pelajaran 2015/2016, 3) mengetahui upaya apa saja yang dilakukan dalam pengembangan kurikulum Aqidah Akhlak kelas I, II dan III MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi Kedung Jepara tahun pelajaran 2015/2016. Hasil penelitiannya sebagai berikut; 1) Pengembangan kurikulum Aqidah Akhlak kelas I, II dan III MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi Kedung Jepara tahun pelajaran 2015/2016 memakai kurikulum dari Kementerian Agama, akan tetapi pihak MI. Hidayatul Mubtadi melakukan perubahan dengan mengurangi atau menambah isi kurikulum yang berasal dari Kementerian Agama tersebut. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan proses pembelajaran di MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi khususnya kelas I, II dan III yang merupakan kelas bawah, dibawah siswa- siswanya masih tergolong anak-anak yang pemikirannya masih konkrit. Pengembangan isi kurikulum ini disesuaikan dengan kondisi anak dan tujuan sekolah. Terutama pada kelas I, II dan III menekankan untuk pengembangan dalam bidang sikap akhlakul karimah dan ibadah. Pengembangan kurikulum Aqidah Akhlak di MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi memiliki tujuan yang terpenting adalah menjadikan siswa supaya memiliki ahklak yang mulia. Salah satu hal yang dilakukan yaitu dengan mendatangkan sumber belajar yang baik, misalnya dengan mendatangkan guru atau kyai yaitu bapak Muslimin yang nota bene hanya lulusan Madrasah Ibtidaiyah, tetapi beliau mempunyai ilmu agama yang banyak. Maka pihak madrasah mengangkat beliau sebagai guru Aqidah Akhlak di MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi Kedung Jepara. 2) Model pengembangan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak Kelas I, II dan III MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi adalah model pengembangan kurikulum dari Hilda Taba. Hal ini dikarenakan pelaksanaan kurikulum dalam pembelajaran Aqidah Akhlak Kelas I, II dan III MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi memakai kurikulum dari Kementerian Agama, akan tetapi pihak MI. Hidayatul Mubtadi melakukan perubahan dengan mengurangi atau menambah isi kurikulum yang berasal dari Kementerian Agama tersebut. Perubahan isi kurikulum ini disesuaikan dengan kemajuan dan berkembangnya situasi dan kondisi sekolah. Terutama pada kelas I, II dan III menekankan untuk pengembangan dalam bidang sikap akhlakul karimah dan ibadah. Pengembangan kurikulum Aqidah Akhlak di MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi memiliki tujuan yang terpenting adalah mengembang siswa supaya memiliki ahklak yang mulia. Langkah pengembangan kurikulum yang dilakukan dalam oleh MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi antara lain: Menghasilkan unit-unit percobaan melalui langkah-langkah mendiagnosis kebutuhan, memformulasikan tujuan, memilih isi, mengorganisasikan isi, memilih pengalaman belajar, mengorganisasikan pengalaman belajar, menentukan alat evaluasi serta prosedur yang harus dilakukan oleh siswa, menguji keseimbangan kurikulum. Setelah itu Menguji coba unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka menemukan validitas dan kelayakan penggunaannya. Kemudian merevisi dan mengonsolidasikan unit-unit eksperimen berdasarkan data yang diperoleh dalam uji coba. Setelah itu mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum dan mengimplementasi kurikulum. 3 Faktor-faktor yang menghambat pengembangan kurikulum mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas I, II dan III MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi Kedung Jepara tahun pelajaran 2015/2016 antara lain; 1) Faktor Guru, sebagian besar pendidikan formal guru di MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi sudah menenuhi syarat namun masih ditemukan adanya sebagian guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang disiplin ilmu yang di milikinya. Selain itu metode yang didominan yang sering digunakan oleh guru adalah metode konvesional, yaitu metode ceramah, disamping itu masih kurangnya kesadaran guru dalam memanfaatkan media pendidikan dalam melaksanakan tugas pembelajaran serta masih kurangnya kesadaran guru terhadap pengembangan kurikulum untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Aqidah Akhlak. 2) Faktor siswa, kurangnya waktu untuk belajar, karena selain pagi hari belajar di sekolah, pada sore harinya kebanyakan siswa belajar TPQ dan di sisi lain kemampuan siswa yang berbeda menyebabkan proses belajar mengajar menjadi terkendala, 3) Faktor dana, masih minim sekali bantuan dari pemerintah dalam urusan mengangkat kualitas pembelajaran Aqidah Akhlak karena dana dari pemerintah juga harus membagi untuk kegiatan pembelajara umum, 4) Faktor sarana, masih kurangnya buku bacaan dan sumber pelajaran Aqidah Akhlak di perpustakaan dan masih kurangnya alat bantu dalam mengajar. Adapun faktor yang mendukung dalam pengembangan kurikulum Aqidah Akhlak di MI. Hidayatul Mubtadi Surodadi diantaranya; 1) Faktor guru, tidak pandang gaji yang sangat sedikit mereka mengajar dengan ihklas dan tulus dan mencari ridho Allah. 2) Faktor biaya, pihak sekolah dapat uang bantuan dari masyarakat sekitar berupa zakat dan juga sebagian dari uang syahriyyah siswa, 3) Faktor sarana, mendapat bantuan dari pemerintah berupa alat-alat belajar, 4) Faktor masyarakat, ada hubungan yang baik dengan wali murid dan masyarakat sekitar mereka selalu ikut partisipasi dalam setiap mengadakan kegiatan yang diadakan oleh sekolah.