STUDI TENTANG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN DALAM MEMBENTUK KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS VIII MTS MAFATIHUT THULLAB SURODADI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Main Author: NAPSIYAH, MUFLIKHATUN
Format: Lainnya NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: Unisnu , 2015
Subjects:
Online Access: http://eprints.unisnu.ac.id/1219/1/131310001031%20Muflikhatun%20Napsiyah%20%28Upload%29.pdf
http://eprints.unisnu.ac.id/1219/
http://unisnu.ac.id
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1)pelaksanaan bimbingan keagamaan dalam membentuk kecerdasan spiritual siswa kelas VIII MTs Mafatihut Thullab Surodadi Kedung Jepara. 2)Tingkat keberhasilan bimbingan keagamaan dalam membentuk kecerdasan spiritual siswa kelas VIII MTs Mafatihut Thullab Surodadi Kedung Jepara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif. Data di kumpulkan dengan pengamatan langsung yang di lakukan dengan wawancara kepada Narasumber di MTs Mafatihut Thullab Surodadi Kedung Jepara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)pelaksanaan bimbingan keagamaan dalam membentuk kecerdasan spiritual siswa kelas VIII MTs Mafatihut Thullab Surodadi Kedung Jepara dilaksanakan melalui beberapa program , diantaranya: apel do’a setiap pagi dengan ditambah membaca asmaul husna, guru mengucapkan salam ketika bertemu dengan siswa, shalat dhuhur berjama’ah, istighosah tiap awal bulan, memperingati hari besar Islam, tahtiman Qur,an tiap bulan puasa. Metode atau teknik bimbingan dilakukan secara individu maupun kelompok atau klasikal dengan menggunakan teknik hipnoterapi. 2)faktor pendorong bimbingan keagamaan dalam membentuk kecerdasan spiritual siswa kelas VIII MTs Mafatihut Thullab Surodadi Kedung Jepara antara lain mayoritas siswa berasal dari keluarga santri dan bertempat tinggal di lingkungan yang islami, antusias dari siswa dalam mengikuti program di madrasah khususnya pada bimbingan hipnoterapi, sedangkan faktor penghanbatnya antara lain: pihak madrasah tidak bisa memantau kegiatan siswa sehari-hari dengan baik atau belum terhadap kecerdasan spiritual siswa di rumah, asumsi yang salah darisebagian pihak wali siswa, bahwa wali siswa menyerahkan sepenuhnya kepada madrasah untuk membina kecerdaan spiritual anak-anaknya dan lingkungan bermain siswa yang kurang mendukung ketika siswa berada di luar madrasah. 3)bimbingan keagamaan yang dilaksanakan berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat hasil perhitungan angket bahwa sebagian besar responden (52.3%) selalu dan (23.9%)sering. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa mempunyai kecerdasan spiritual yang baik. Asumsi tersebut diperoleh dari perubahan sikap dan tingkah laku siswa yang semakin baik, misalnya: mengucapkan salam ketika bertemu denagan guru, melaksanakan shalat dhuhur berjam’ah tanpa perlu dipaksa dan sebagainya.