Representasi Alam dan Manusia dalam Novel Api Awan Asap Karya Korrie Layun Rampan: Suatu Kajian Ekokritik Gred Garrard

Main Author: Afni, Nurul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://eprints.unm.ac.id/9787/1/52%20-%20Artikel%20Jurnal.docx
http://eprints.unm.ac.id/9787/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hubungan antara alam dan manusia dalam novel Api Awan Asap karya Korrie Layun Rampan dilihat dari nilai-nilai kearifan terhadap lingkungan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa atau kalimat yang di dalamnya menunjukkan hubungan antara alam dan manusia dalam novel Api Awan Asap karya Korrie Layun Rampan dilihat dari nilai-nilai kearifan terhadap lingkungan. Sumber data penelitian ini adalah novel Api Awan Asap karya Korrie Layun Rampan diterbitkan PT Grasindo, Jakarta pada tahun 1999 (cetakan pertama) dan tahun 2015 (cetakan kedua), 176 halaman. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teori Miles dan Huberman, yaitu : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara alam dan manusia yang terdapat dalam novel Api Awan Asap tidak hanya hubungan yang saling menguntungkan keduanya (alam dan manusia), akan tetapi ada pula yang merugikan keduanya. Hubungan yang saling menguntungkan dapat dilihat dari perlakuan yang diberikan oleh masyarakat lou Dempar (suku Dayak Benuaq) terhadap alamnya. Adapun perlakuan-perlakuan positif yang ditunjukkan suku Dayak Benuaq diantaranya, sikap hormat terhadap alam, sikap tanggung jawab terhadap alam, sikap solidaritas terhadap alam, prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam, dan sikap tidak merugikan alam. Mereka secara bersama-sama memiliki kesadaran untuk menjaga alamnya, memperlakukan alamnya dengan arif dan bijaksana, melestarikan alamnya sesuai dengan tradisi nenek moyang yang dijunjung tinggi secara turun temurun. Sedangkan hubungan yang merugikan alam atau secara langsung juga merugikan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya dapat dilihat dari perlakuan para pengusaha HPH (Hak Pengusahaan Hutan) dan HTI (Hutan Tanaman Industri) yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kearifan terhadap lingkungan. Perbuatan merugikan yang dilakukan mereka yaitu penebangan liar dan pengrusakan hutan yang berujung pada krisis lingkungan atau bencana. Saran dari peneliti untuk peneliti yang lain, diharapkan lebih tertarik lagi mengenai kajian ekokritik karena dari ekokritik dapat memberikan dorongan kepada setiap orang untuk lebih memperhatikan, senantiasa menjaga dan mencintai lingkungan atau alamnya.