RITUAL MA’ATENU (CAKALELE) DI DESA PELAUW KECAMATAN PULAU HARUKU KABUPATEN MALUKU TENGAH PROVINSI MALUKU
Main Author: | SIMAL, FARMAN |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.unm.ac.id/8469/1/BAB%20I%20BENAR.doc http://eprints.unm.ac.id/8469/2/LANJUTAN%20BAB%20I.doc http://eprints.unm.ac.id/8469/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui sejarah asal mula ritual Ma’atenu, 2) Mengetahui tatacraa dan pelaksanaan ritual Ma’atenu dan 3) Mengetahui makna ritual budaya ritual Ma’atenu dalam konteks budaya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Apakah sejarah asal mula ritual Ma’atenu, 2) Bagaimanakah tatacraa dan pelaksanaan ritual Ma’atenu dan 3) Apakah makna ritual budaya ritual Ma’atenu dalam konteks budaya. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, yaitu prosedur penelitianyang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis maupun lisan dari perilaku orang orang yang diamati hingga dihasilkan temuan penelitian secara ilmiah. Maka dalam penelitian ini, peneliti mengamati dan berinteraksi dengan masyarakat desa Pelauw. pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti berinteraksi dengan sejarawan, toko adat, dan tokoh masyarakat desa Pelauw secara langsung. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa 1) sejarah ritual Ma’atenu dikaitkan dengan kemenangan para leluhur hatuhaha pada zaman dulu yang berhasil mengalahkan penjajah yaitu pihak belanda pada tahun 1571, 2) secara garis besar, ritual Ma’atenu terdri atas dua acara yaitu Ma’ala (acara pengantar) dan Ma’atenu. Rangkaian pelaksnaan ritual Ma’atenu adalah a) peserta didoakan sebelum berangkat, b) peserta menuju ke keramat, c) peserta makan bersama, d) peserta mandi di sungai dan e) peserta menuju ke mesjid/baileo. 3) Ritual Ma’atenu menurut konteks budaya menandakan bahwa masyarakat Pelauw adalah komuntas taat adat. Kata kunci:ritual Ma’atenu, sejarah, tatacara, nilai budaya