KEBUDAYAAN LOKAL SEBAGAI SUMMBER INSPIRASI (Tinjauan Antropologi Visual pada Pelukis di Kota Makassar)

Main Author: Jayadi, Karta
Format: Article PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: UPT. Penerbitan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta , 2014
Subjects:
Online Access: http://eprints.unm.ac.id/4511/1/JURNAL%20GELAR.pdf
http://eprints.unm.ac.id/4511/2/PEER%20REVIEWER%20JURNAL%20GELAR.pdf
http://eprints.unm.ac.id/4511/
http://www.isi-ska.ac.id.
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Artikel ini membahas tentang keberadaan kebudayaan lokal (Sulawesi Selatan) sebagai sumber inspirasi pelukis di kota Makassar dari sudut pandang antropologi visual. Kebudayaan lokal yang terdiri dari kebudayaan materil dan non materil yang menjadi sumber inspirasi adalah: Perahu pinisi; Baju bodo; Aksara, Mitos dan Legenda, serta Pesona alam. Kebudayaan ini oleh pelukis di Kota Makassar, mampu diekspresikan dalam bentuk karya seni lukis yang representasional maupun dengan non-representasional. Kajian Antropologi visual digunakan untuk membantu memahami fenomena "visual baru" yang disajikan oleh para pelukis sebagai upaya menghadirkan elemen dan bentuk baru dari kebudayaan lokal yang dicitrakan. Bentuk karya representasional ditunjukkan pada tema budaya Perahu pinisi, Baju bodo, dan Pesona alam. Pada karya ini dihadirkan elemen-elemen visual secara lengkap dan proporsional, sehingga objek budaya terimajinasikan secara fotografis, meski dengan suasana yang berbeda. Karena itu kedekatan hubungan visual antara kebudayaan lokal yang diinspirasikan dengan karya lukis yang terinspirasikan, secara simbolik memiliki nilai yang setara. Sedangkan karya yang non-representasional, dilukiskan secara imajinatif oleh pelukisnya. Nilai-nilai visual digambarkan berdasarkan pada rekaan estetik, pengalaman dan kedalaman informasi yang diperoleh tentang aksara, mitos dan legenda. Pada lukisan ini, pelukis memiliki tafsir yang berbeda satu sama lain dalam memvisualisasikan informasi yang diperolehnya, baik pada bentuk, warna maupun komposisinya. Dengan demikian, imajinasi dan realitas kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari komunitas pemiliknya sehingga akan selalu muncul sebagai identitas baru sebagai jati diri personal melalui produksi visualisasi baru. Kata kunci: kebudayaan, lokal, inspirasi, antropologi, visual