Daftar Isi:
  • PENDAHULUAN Proses morfologis atau pembentukan kata merupakan suatu proses dengan cara menggabungkan beberapa morfem sehingga menghasilkan sebuah kata. Proses gramatikal atau proses gramatis akan memunculkan adanya makna gramatikal atau makna gramatis, yaitu makna yang timbul akibat pertemuan beberapa morfem. Kata yang mengalami proses morfologis memiliki dua ciri yaitu: (1) polimorfemis, terdiri atas beberapa morfem, dan (2) memiliki makna gramatikal. Dalam proses morfologis bahasa Indonesia mengalami tiga hal, antara lain: (1) afiksasi, yaitu proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan bentuk dasar dengan afiks sehingga membentuk kata berimbuhan, (2) re- duplikasi, yaitu proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan bentuk dasar dengan morfem ulang sehingga membentuk kata ulang, dan (3) pemajemukan, yaitu proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan bentuk dasar yang satu dengan bentuk dasar yang lain untuk menghasilkan kata majemuk. Sedangkan dalam bahasa Jerman hanya berlaku afiksasi dan pemajemukan. Dalam kajian ini hanya akan dibahas tentang proses pemajemukan, khusudnya pada kelas kata keja. Pemajemukan atau kompositum adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan beberapa kata (leksem) sehingga membentuk suatu kata baru atau kata yang memiliki makna baru. Dalam proses pemajemukan ini, bahasa Jerman dan bahasa Indonesia memiliki sistemnya masing-masing, namun keduanya memiliki banyak persamaan sistem dalam proses pembentukan kata kerja majemuk. Hasil-hasil kajian ini diuraikan berdasarkan pendekatan Analisis Kontrastif untuk memperlihatkan persamaan dan perbedaan proses-proses pembentukan kata kerja majemuk kedua bahasa, yakni bahasa Jerman dan bahasa Indonesia.