Fenomena Sinden Jumpalitan
Main Author: | Setiawan, Aris |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Nusantara Institute
, 2023
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.isi-ska.ac.id/5856/1/Fenomena%20Sinden%20Jumpalitan%20Nusantara%20Institute.pdf http://repository.isi-ska.ac.id/5856/ https://repository.isi-ska.ac.id |
Daftar Isi:
- Dalam panggung pertunjukan gamelan di Jawa, kita tahu, bahwa posisi duduk sinden memang di depan, sejajar dengan instrumen rebab, gender, dan bonang. Itu karena sinden termasuk bagian dari “instrumen garap”, instrumen yang memiliki posisi dalam membentuk alur melodi gending selayaknya instrumen sejenis seperti rebab, gender, dan bonang. Apabila sinden tidak ada, maka kehadirannya dapat diwakili oleh instrumen melodi lain, sebutlah rebab misalnya. Sajian Gamelan tidak menikmati sajian instrumen secara parsial. Oleh karena itu karya gamelan disebut sebagai gending, bukan lagu, nyanyian, atau bahkan musik. Gending adalah capaian musikal tertinggi yang dapat dihadirkan dari keseluruhan permainan gamelan. Gending adalah bunyi gamelan yang saling jalin-menjalin, mengisi kekosongan ruang, melengkapi, dan bermuara pada satu kesepahaman yang sama: rasa estetik. Sinden. Ia memang seorang vokalis, namun bukan penyanyi senantiasa menjadi pusat pertunjukan.