FUNGSI SHOFAR DALAM PERIBADATAN DI GJKI MILLENIUM DAMAI MINISTRI SURAKARTA

Main Author: Prihandhini, Yona Ari
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.isi-ska.ac.id/5578/1/Yona%20Ari%20Prihandhini%20UP.pdf
http://repository.isi-ska.ac.id/5578/
http://repository.isi-ska.ac.id
Daftar Isi:
  • Penelitian ini mendeskripsikan fungsi penggunaan Shofar dalam peribadatan di Gereja Jemaat Kristus Indonesia Millenium Damai Surakarta. Deskripsi mengenai fungsi penggunaan shofar dikaji berdasarkan teori fungsionalisme Malinowski. Dalam teori Malinowski, pemenuhan kebutuhan spiritual dengan konsep ibadah GJKI Millenium Damai yang menganut kemah Musa dianggap sebagai impulse, yang kemudian menghadirkan act berupa penggunaan shofar, dan menghasilkan kepuasan spiritualisme atau satisfaction. Permasalahan yang bersifat kontekstual dianalisis berdasarkan teori „fungsi musik‟ yang dicetuskan Alan P. Merriam. Adapun dari 10 fungsi musik menurut Alan P. Merriam, terdapat 3 fungsi yang sesuai dengan peran shofar sebagai alat ibadah, yaitu sebagai media komunikasi, menghadirkan respon fisik, dan validasi ritual keagamaan. Penelitian ini bersifat kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, studi pustaka, dan pengamatan terhadap video dokumentasi peribadatan GJKI Millenium Damai sebelum-sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, bahwa fungsi Shofar dalam peribadatan sebagai alat komunikasi, antara pihak jemaat dan intitusi (gereja), serta media komunikasi vertikal antara hamba dan Sang Pencipta. Kedua, fungsi Shofar berperan dalam respon fisik. Diyakini bunyi Shofar membuat hadirat Tuhan lebih terasa, sehingga memunculkan respon fisik, seperti menangis, bertepuk tangan, menari dan lain sebagainya. Ketiga, Shofar berfungsi sebagai validasi ritual keagamaan, sesuai dengan anjuran Alkitab Keluaran yang memuat tentang konsep kemah Musa dan diyakini kebenarannya oleh civitas GJKI Millenium Damai.