PROBLEMATIKA LITERASI DARING DALAM MATA KULIAH PRAKTIK PADA PRODI SENI KARAWITAN ISI SURAKARTA

Main Author: Sukamso, Sukamso
Format: Monograph NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: ISI Surakarta , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.isi-ska.ac.id/5272/1/Sukamso_Lap%20Akhir%20DIPA%202020.pdf
http://repository.isi-ska.ac.id/5272/
Daftar Isi:
  • Literasi adalah kemampuan menguasai keberaksaraan, di dalamnya memuat kemampuan membaca, menulis, memahami, dan kemampuan berbahsa yang baik. Semua itu dapat dilakukan dengan daring maupun luring. Pemahaman literasi yang demikian, nampaknya belum cukup untuk memahi kebutuhan literasi pada disiplin ilmu seni, khususnya seni karawitan. Keberaksaraan dalam ilmu karawitan tidak hanya sekedar memahmi tulisan, membaca, atau menuliskan ulang yang berbentuk teks, namun bunyi gamelan juga menjadi objek literasi. Artinya bunyi adalah bagian dari keberaksaraan. Karena bunyi dalam dunia seni merupakan bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu. Lantas situasi pandemi seperti saat ini, mahasiswa prodi karawitan ISI Surakarta dituntut belajar melalui daring. Padahal kebutuhan untuk menujang mata kuliah praktik membutuhkan moetode khusus selain membaca, tetapi juga menyaksikan seorang dosen mendemonstrasikan teknik menabuh. Lantas timbul persoalan, apakah sistem literasi daring dapat menunjang mata kuliah praktik pada prodi karawitan? Seperti apa literasi daring yang ada di ISI Surakarta untuk kebutuhan mata kuliah praktik? Bagaimana pandangan para mahasiswa? Penelitian ini ditempuh menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan tahapan: menetukan persoalan, setudi dokumen, menyusun kerangka konsep, membangun hipotesis, menyebar kuesioner, menganalisis, dan pengambilan kesimpulan. Teori yang digunakan untuk mengungkap permasalah adalah teori prinsip berliterasi versinya Clay. Hasil penelitian ini ini adalah 1) pembelajaran mata kuliah praktik dengan sistem daring tidak berjalan dengan baik karena keterbatasan sistem dan metode. 2). Dibutuhkan trobosan sistem pendidikan dengan konsep blended learning. 3) Perlu dilakukan trobosan literasi yang bersifat digital dan literasi audio visual berbasis tutorial teknik permaninan karawitan.