Menata Ulang Pemanggungan Seni
Main Author: | Setiawan, Aris |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
detikcom
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.isi-ska.ac.id/4270/1/menata-ulang-pemanggungan-seni_tag_from%3Dwpm_nhl_1 http://repository.isi-ska.ac.id/4270/ https://news.detik.com/kolom |
Daftar Isi:
- Napas seni pertunjukan adalah penonton. Sorak sorai penonton menjadi bagian puncak keberhasilan dari suatu pertunjukan seperti dangdut, campur sari, tayub, wayang kulit, jaranan, reog, dan ludruk. Penonton hadir sebagai upaya menyatukan jiwa dengan sajian yang dilihatnya. Ada ekstase, semacam trans, bahwa di depan panggung pertunjukan, penonton menjadi dirinya yang bebas, meluapkan segala kegundahan hati lewat nyanyian dan teriakan. Gelaran pertunjukan adalah ekosistem yang tidak melulu mendasarkan episentrum estetika dari apa yang tersaji di atas panggung, tapi juga pada suara gemuruh di selingkarnya. Sebagaimana bising mainan anak-anak, penjual makanan, dan tukang parkir yang hidup melekat pada pementasan-pementasan kesenian tradisi di negeri ini. Kita menduga pandemi akan mengakhiri eksistensi tubuh penonton seni pertunjukan. Saat pemerintah menggaungkan gerakan hidup anyar bertajuk new normal di tengah situasi pandemi, semua mulai bergerak dan berbenah. Kalangan masyarakat seni pertunjukan masih terbata-bata dalam melakukan formulasi ideal menghadapi hidup berdalih kenormalan baru