KONVENSI-KONVENSI DALAM PEMENTASAN KARAWITAN KLENENGAN TRADISI GAYA SURAKARTA
Main Author: | Sukamso, Sukamso |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Jurusan Karawitan ISI Surakart
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.isi-ska.ac.id/1886/1/1917 http://repository.isi-ska.ac.id/1886/ http://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/keteg/issue/view/249 |
Daftar Isi:
- Karawitan atau seni gamelan telah ada setidaknya sejak zaman pemerintahan Kerajaan Kediri, hingga sampai dengan pemerintahan Raja Paku Buwono X di Keraton Kasunanan Surakarta seni karawitan telah mencapai bentuknya yang sempurna baik di aspek: wangun (wujud) dan ukuran instrumen, panjang-pendek empuk–atos suara (nada), bentuk gending, garap kendangan, garap cengkok, garap instrumen, serta aturan-aturan dalam penyajian gendingnya. Seni Karawitan Gaya Surakarta sejak dulu sampai sekarang hidup dalam budaya lisan, sehingga sampai sekarang tidak satupun komposisi gending yang ditulis secara partitur. Begitu juga halnya aturan-aturan yang berlaku dalam dunia Karawitan Gaya Surakarta hanya bersifat kesepakatan. Oleh karenanya, perlu diadakan suatu kajian guna mengungkap mengenai aturan-aturan yang berlaku dalam dunia Karawitan Gaya Surakarta. Melalui pendekatan etnomusikologi, pendekatan karawitanologi, pendekatan fungsi, serta pendekatan garap dapat diketemukan, bahwa di dalam pementasan karawitan terdapat aturan-aturan atau konvensi-konvensi yang mengikat dan perlu diperhatikan pengrawit di dalam penggarapan gending. Kata kunci: Karawitan gaya Surakarta, budaya lisan, penggarapan, konvensi