BENTUK FUNGSI DAN MAKNA KAIN TENUN GRINGSING WAYANG KEBO DI DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN KARANGASEM BALI
Main Author: | PUTRIANI, NINA EKA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.isi-ska.ac.id/1791/1/27NINA%20EKA.pdf http://repository.isi-ska.ac.id/1791/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan keberadaan masyarakat desa Tenganan Pegringsingan, (2) menjelaskan fungsi kain tenun Gringsing Wayang Kebo bagi masyarakat desa Tenganan Pegringsingan, (3) menguraikan bentuk dan makna simbolik yang terkandung pada kain tenun Gringsing Wayang Kebo yang dipakai oleh masyarakat desa Tenganan Pegringsingan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dari penelitian ini adalah kain tenun Gringsing Wayang Kebo di desa Tenganan Pegringsingan. Data diperoleh dari teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan model analisis interaktif, keabsahan data diperoleh melalui teknik trianggulasi. Model pendekatan yang digunakan adalah pendekatan semiotika berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce dan pendekatan estetika menurut teori Monroe Bardsley. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa, (1) Masyarakat desa Tenganan Pegringsingan merupakan masyarakat Bali Aga yang masih mempertahankan budaya dan tradisi Hindu lama sebelum adanya pengaruh dari Majapahit, memiliki konsep hidup yang disebut dengan Tri Hita Karana. (2) Kain tenun Gringsing Wayang Kebo berdasarkan fungsinya, merupakan kain tenun yang dianggap sakral, hanya digunakan pada saat upacara tertentu, seperti tari Rejang dan Perang Pandan. (3) Karakteristik kain tenun Gringsing Wayang Kebo terletak pada makna yang terkandung berdasarkan keanekaragaman motif yang saling berhubungan. Motif pada kain tenun Gringsing Kebo dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian berdasarkan konsep Tri Mandala, yaitu pola utama, pola tengah, dan pola tepi. Nilai estetika kain tenun Gringsing Wayang Kebo dikaji berdasarkan kesatuan, kerumitan dan kesungguhan unsur pembentuknya, baik dari bentuk visual, proses pembuatan, fungsi dan makna. Pada dasarnya inti atau makna dari kain tenun Gringsing Wayang Kebo adalah konsep kehidupan Tri Hita Karana yaitu keseimbangan hidup.