Substitusi Terigu Dengan Pati Sorgum Terfermentasi Pada Pembuatan Roti Tawar: Studi Suhu Pemanggangan
Main Authors: | Haryani, Khistinah; Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang, Hargono, Hargono, Handayani, Noer Abyor, Ramadani, Putri, Rezekia, Dikie |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Indonesian Food Technologists
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://jatp.ift.or.id/index.php/jatp/article/view/197 http://jatp.ift.or.id/index.php/jatp/article/view/197/181 |
Daftar Isi:
- Roti tawar merupakan roti berbentuk sponge yaitu makanan yang sebagian besar volumenya tersusun dari gelembung-gelembung gas yang dihasilkan oleh yeast Saccharomyces cerevisiae pada saat proses fermentasi dan termasuk makanan penghasil energi yang banyak dikonsumsi. Pada umumnya bahan baku roti tawar adalah tepung terigu. Pemanfaatan sumber daya lokal seperti sorgum sebagai bahan pengganti atau substitusi tepung terigu diperlukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor gandum. Sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tidak kalah tinggi jika dibandingkan dengan tanaman serealia lain seperti gandum, jagung, atau padi. Namun sorgum memiliki beberapa kelemahan jika dibandingkan dengan gandum. Protein dalam biji sorgum mengandung kafirin, yang cenderung membentuk ikatan disulfida yang bersifat hidrophobik, yang menyebabkan tepung sorgum sulit mengembang ketika difermentasi menjadi roti dan keadaan ini diperparah ketika sorgum dimasak. Hal ini juga menyebabkan protein dan pati sorgum menjadi sulit dicerna. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas serta daya cerna dari roti sorgum yaitu dengan cara fermentasi. Dalam penelitian ini dilakukan studi suhu pemanggangan terhadap karakteristik roti tawar . Ada dua macam roti tawar yang diteliti yang pertama dibuat dari tepung terigu dicampur dengan pati sorghum merah terfermentasi sebanyak 60% , yang kedua tepung terigu dicampur pati sorghum putih terfermentasi sebanyak 40%. Dari kedua komposisi tersebut dilakukan studi pada suhu pemanggangan 180oC, 190oC, 200oC, 210oC dan 210oC. Dari hasil uji organoleptik terhadap rasa, warna dan aroma diperoleh roti yang dipanggang pada suhu 200oC yang paling disukai.