IAS41: Tinjauan Kritis terhadap Pengakuan dan Pengukuran Aset Biologis di Indonesia

Main Author: DIAN DWI RUKMALASARI
Format: Lainnya
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1725
Daftar Isi:
  • Memasuki tahap ketiga proses konvergensi PSAK ke IFRS tahun 2012, masih ada 2 IFRS yang belum diadopsi dalam PSAK. Salah satunya adalah IAS 41 (2009) Agriculture yang hingga saat ini masih mengandung perdebatan berkaitan dengan penerapan metode nilai wajar dalam IAS 41 (2009) Agriculture sebagai metode pengakuan dan pengukuran aset biologis. Sementara untuk metode pengakuan dan pengukuran aset biologis di Indonesia menggunakan metode harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Sampai saat ini, aset biologis merupakan aset yang tidak dikecualikan dari PSAK 16 (2011) Aset Tetap. Namun hal tersebut menimbulkan permasalahan mengingat tidak semua aset biologis mengalami penyusutan. Belum diadopsinya IAS 41 (2009) Agriculture selain berkaitan dengan ketidaksesuaian dalam penggunaan nilai wajar untuk perlakuan akuntansi aset biologi, juga karena pencitraan dalam IAS 41 (2009) Agriculture dimana semua aset biologis mengalami transformasi aset biologis. Padahal tidak semua aset biologis mengalami transformasi aset biologis. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, penelitian ini mengarah pada perlu/tidak adopsi IAS 41 (2009) Agriculture di Indonesia. Pada dasarnya, kelompok binatang yang masuk dalam klasifikasi aset biologis pada masa pertumbuhan dan perkembangannya mengalami laktasi, sementara untuk kelompok tanaman yang masuk dalam klasifikasi aset biologis mengalami transformasi dimana keduanya saling bertolak belakang. Diperlukan pertimbangan dan kesiapan dari berbagai aspek di Indonesia untuk mewujudkan satu standar akuntansi untuk aset biologis yang sesuai dengan kondisi di Indonesia sehingga perusahaan pengelola aset biologis di Indonesia mampu mewujudkan laporan keuangan yang dapat diperbandingkan.