PENINGKATAN KADAR SERUM GLUTAMIC PIRUVIC TRANSAMINASE (SGPT) PADA TIKUS WISTAR (RATTUS NORVEGICUS) JANTAN YANG DIPAPAR STRESOR RASA SAKIT RENJATAN LISTRIK

Main Author: CHANDRA RONIKA
Format: Lainnya
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16678
Daftar Isi:
  • Stres merupakan reaksi biologis terhadap berbagai stimulus yang merugikan fisik mental atau emosional, internal ataupun eksternal, yang cenderung mengganggu kesehatan organisme tersebut. Salah satu organ yang terganggu adalah hati, namun penelitian tentang stres pada hati belum banyak dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Medicophysiological Approach untuk mendefinisikan stres, dan memakai hewan coba tikus wistar jantan dengan rancangan penelitian The Post Test Only Control Group Design. Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberi perlakuan berupa stresor rasa sakit renjatan listrik dengan mengalirkan arus listrik 5-30mA, tegangan 25V dan frekuensi 60Hz selama 14 hari. Dari hasil analisis data di dapatkan kadar SGPT pada kelompok perlakuan lebih tinggi daripada kadar SGPT kelompok kontrol (t test p<0.05). Hal ini menunjukan bahwa stres yang dipicu oleh stresor rasa sakit renjatan listrik dapat meningkatkan kadar SGPT dalam darah. Stres dari stresor diterima oleh sistem saraf dan impuls dilanjutkan ke hipotalamus, hipotalamus akan mensekresikan CRH (Corticotropic Releasing Hormon). CRH akan merangsang sekresi ACTH (Adrenocorticotropic Hormon) untuk meningkatkan sekresi hormon glukokortikoid. Glukokortikoid akan meningkatkan glukoneogenesis, metabolisme di hati meningkat dan menyebabkan kerja hati menjadi meningkat. Glukokortikoid akan menyebabkan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah hepatik yang menyebabkan enzim SGPT lebih mudah dilepaskan oleh hati ke dalam aliran darah dan kadar SGPT dalam darah akan meningkat.